PONOROGO, KOMPAS.com - Kendati sudah enam hari tinggal di kamar barak pengungsian, sejumlah keluarga korban masih was-was bila hujan deras mengguyur Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo.
Apalagi, tiga hari yang lalu, banjir bandang berisi material longsoran tanah dari bukit mengubur dua rumah di sektor D.
"Kalau hujan biasanya pada di luar rumah. Kami masih takut kalau ada longsor lagi," kata Suparning, salah satu pengungsi yang ditemui di barak pengungsian di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jumat (21/4/2017) sore.
Dia mengatakan, saat hujan mengguyur, terkadang dia tidak bisa tidur karena khawatir bakal terjadi bencana susulan. Apalagi barak pengungsian berada sekitar 50-an meter dari lokasi bencana tanah longsor.
Hanya saja Suparning mengaku lebih nyaman tinggal di barak ketimbang menginap di rumah warga. Pasalnya, barak pengungsian lebih memberikan privasi dan kenyamanan warga.
(Baca juga: Pelajaran Kehidupan dari Anak-anak Korban Tanah Longsor Ponorogo)
Senada dengan Suparning, Yahmi (60) yang pindah ke barak pengungsian dengan anaknya, Sareh (30), sepekan lalu, juga masih trauma dengan bencana yang menimbun 32 rumah warga.
Dia dan keluarga makin khawatir ketika hujan mengguyur lokasi barak pengungsian. Mereka menyaksikan sendiri banjir bandang menghanyutkan tiga rumah di Dusun Krajan, Rabu (19/4/2017), dan membawa lumpur ke bawah.
Butuh normalisasi
"Di sektor D dibutuhkan normalisasi kali agar bisa menghambat laju tanah bila terjadi longsor susulan dari atas. Masalahnya di sekitar sektor D masih banyak pemukiman warga dan fasilitas pemerintah seperti kantor desa, gedung sekolah dan polindes," ujar Kepala Desa Banaran, Sarnu, Jumat sore.
Sarnu menuturkan, normalisasi kali dengan melebarkan dan membuat lebih dalam sungai yang sudah ada. Pasalnya bila longsor susulan atau banjir bandang terjadi maka dengan kondisi sungai saat ini tidak akan mungkin menampung material yang jatuh dari bukit.
Dia mengatakan, persoalan itu sudah disampaikan kepada pemerintah kabupaten. Namun hingga saat ini normalisasi belum dilakukan pemerintah.
Sarnu menyebutkan, warga yang memiliki rumah tinggal di sektor D dan sekitarnya merasa was-was bila terjadi longsor susulan dan banjir bandang.
(Baca juga: Lokasi Longsor Ponorogo Ditetapkan sebagai Zona Merah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.