Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Beri Kejutan kepada Keluarga, Yakup Pulang Tak Bernyawa

Kompas.com - 11/11/2016, 04:58 WIB
Karnia Septia

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Awalnya, Lalu Yakup (29) ingin memberi kejutan kepada keluarga dengan tidak mengabarkan kepulangannya dari Malaysia.

Tapi takdir berkata lain, kapal naas pengangkut TKI yang ditumpanginya karam. Sekitar pukul 17.40 WITA, Kamis (10/11/2016), jenazah Yakub tiba di Bandara Internasional Lombok.

Tangis keluarga pun pecah saat satu per satu peti jenazah TKI korban kapal tenggelam dimasukkan ke mobil ambulans.

H Lalu Rustiadi, saudara sepupu almarhum Yakup menceritakan, sebelum berangkat pulang ke Indonesia, warga Dusun Mayang Selatan, Desa Mayang, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, tersebut sempat menghubungi istrinya.

"Dia kontak istrinya bilang, saya ini sudah mau berangkat pulang. Saya sudah di penampungan ini. Tapi tolong jangan kasih tahu bapak sama ibu, nanti saya mau buat kejutan," kata Rustiadi menirukan ucapan Yakup.

Baca juga: Polisi Tetapkan 2 Tersangka Baru dalam Kasus Kapal TKI Tenggelam

Keesokan harinya, ayah almarhum menyaksikan berita di televisi yang memberitakan soal kapal pengangkut TKI yang tenggelam saat akan menyeberang dari Johor, Malaysia menuju Batam, Kepulauan Riau, Rabu (2/11/2016) lalu.

Mendengar berita tersebut, istri almarhum langsung menghubungi suaminya tetapi tidak aktif. Istri almarhum pun lalu menghubungi kerabatnya yang berada di Malaysia untuk memastikan apakah korban ikut dalam kapal naas tersebut atau tidak.

"Kata orang yang di sana, memang benar dia (almarhum) dinaikin di kapal yang itu. Akhirnya saya langsung cari ke Basarnas tetapi tidak ada data. Akhirnya hari Sabtu itu saya berangkat ke Batam," kata Rustiadi.

Sampai di Batam, dia lalu berusaha mencari sepupunya. Keesokan paginya, ada 9 jenazah yang telah teridentifikasi, namun nama Yakup tetap tidak ditemukan.

Pihak keluarga pun sempat diminta mengirimkan ijazah almarhum dan meminta keterangan pihak keluarga untuk keperluan identifikasi.

"Setelah teridentifikasi lalu kami dipanggil, ternyata ketemu," kata Rustiadi.

Rustiadi mengatakan, almarhum Yakup rencananya pulang ke kampung halamannya di Lombok setelah satu setengah tahun bekerja di Malaysia.

17 orang meninggal

Jenazah Yakup tiba di BIL bersama tiga jenazah lainnya. Tiga jenazah tersebut di antaranya Baharuddin (60) TKI asal Lombok Timur, Samiin (32) TKI asal Lombok Timur, Muhammad Zaini (29) TKI asal Lombok Tengah.

Baca juga: Korban Tewas Tenggelamnya Kapal TKI Bertambah Jadi 54 Orang

Kepala BP3TKI Provinsi NTB, Mucharom Ashadi mengatakan, total ada 17 TKI yang meninggal akibat kapal tenggelam. Kapal sarat penumpang tersebut tenggelam saat menyeberang dari Johor, Malaysia menuju Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu.

"Sejak hari Sabtu (5/11/2016) kemarin jenazah yang sudah teridentifikasi dari Provinsi NTB ada 17 orang," kata Mucharom.

Dari 17 jenazah yang telah teridentifikasi, 5 jenazah sudah dipulangkan (5/11/2016), 4 jenazah dipulangkan Selasa (8/11/2016), 4 tiba di Lombok Kamis (10/11/2016) dan 4 jenazah lagi rencananya akan dipulangkan, Jumat (11/11/2016).

Sementara itu, selain korban meninggal, sebanyak 26 TKI korban selamat telah sampai di kampung halamannya. Sebanyak 22 orang TKI selamat telah dipulangkan melalui BIL, Minggu (6/11/2016).

Sementara satu orang TKI atas nama Anto asal Kabupaten Lombok Utara telah dijemput oleh keluarganya dan ikut pulang ke Padang. Sedangkan Kamis (10/11/2016) tiga orang korban selamat tiba di NTB.

Kompas TV 6 Korban Kapal Tenggelam Dinyatakan Hilang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com