Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Azizah, Kena Bibir Sumbing, "Down Syndrom", dan Kelainan Jantung

Kompas.com - 23/10/2016, 12:11 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

WONOSOBO, KOMPAS.com - Hariyadi (41) masih berpeluh usai menjajakan kue pukis keliling di Wonosobo, Jawa Tengah.

Namun ia masih terlihat sabar menemui tamu yang datang ke rumahnya untuk menjenguk putri bungsunya.

Pria itu pun dengan penuh kasih sayang memangku putrinya yang bernama Azizah sembari berbincang dengan tamu.

Azizah, balita cantik itu, belakangan menjadi perhatian warga sekitar rumah Hariyadi di Kampung Prajuritan Bawah, RT 02 RW 10, Kelurahan Wonosobo Timur, Kabupaten Wonosobo.

Sebab, selain menderita bibir sumbing, balita itu juga mengalami keterbelakangan mental (down syndrome).

Tidak hanya itu, jantung Azizah mengalami kelainan yang mengakibatkan kondisi tubuhnya melemah.

Hariyadi menceritakan, tidak ada tanda-tanda kelainan yang terlihat saat putrinya itu masih dalam kandungan istrinya, Sri Saptarina Yulianti (41). Kelainan diketahui saat Azizah lahir karena mengalami bibir sumbing.

"Usia tiga bulan, Azizah sudah didagnosa mengalami kebocoran jantung sekaligus down syndrome," ujar Hariyadi, Minggu (23/10/2016).

Ia dan keluarga mengaku terpukul atas kondisi Azizah. Namun tak lantas membuat ia berpangku tangan.

Ia bekerja keras dengan berjualan kue pukis keliling dan menjadi penjaga malam di sebuah kantor pemerintahan Kabupaten Wonosobo.

Menurut dokter yang memeriksa Azizah, ujar Hariyadi, kelainan yang diderita Azizah diduga akibat bakteri dari kotoran kucing menyerang janin Azizah saat masih dalam kandungan.

Ia mengakui saat hamil, sang istri memang tidak rutin memeriksakan diri lantaran kendala finansial. Terlebih dua kakak Azizah, Abdurrahman Zufar dan Abdillah Fauzan, sedang membutuhkan biaya untuk sekolah.

Belum lama ini, Azizah dirujuk ke rumas sakit di Yogyakarta dan disarankan untuk operasi. Namun karena usia Azizah yang terlalu kecil, maka dokter menyarankan operasi dilakukan pada 2017 mendatang.

"Dokter bilang kalau anak saya juga mengalami gangguan pencernaan. Sehingga disarankan untuk rutin diperiksa. Tapi kami tidak mampu, karena meskipun ada KIS (Kartu Indonesia Sehat) kami juga butuh biaya untuk bolak-balik Wonosobo-Yogyakarta," ungkap Hariyadi.

Layak dibantu 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com