Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Main Monopoli Sambil Belajar Empat Pilar Kebangsaan

Kompas.com - 03/05/2016, 18:20 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Ada banyak cara menanamkan pemahaman empat pilar kebangsaan. Tidak harus dengan metode formal atau doktriner, pendekatan permainan yang menyenangkan juga bisa dimanfaatkan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan sejarah perjuangan bangsa.

Korem 084/ Bhaskara Jaya Surabaya bekerjasama dengan Klinik Pendidikan MIPA Bogor, belum lama ini memperkenalkan permainan Matematika Bela Negara.

Salah satu penggagas, Kepala Seksi Teritorial 084/ Bhaskara Jaya, Letkol Arh Mariyono, mengatakan, permainan Matematika Bela Negara didesain untuk mengembalikan ruh bela negara dan nasionalisme yang dinilai mulai luntur di kalangan pemuda. 

"Karena menyasar pemuda, permainan Matematika Bela Negara sengaja dibuat dengan konsep atraktif, inovatif, kreatif dan gembira, namun berbobot," katanya, Selasa (3/5/2016).

Matematika Bela Negara hampir sama dengan permainan monopoli pada umumnya, dimainkan oleh empat pemain, dan satu wasit. Dua angka dadu yang dilempar bisa dikalikan, dikurangi, ditambah, atau dibagi dalam waktu 10 detik.

Hasil rumus matematika itu menentukan di kotak mana pemain harus mengambil kartu yang dibaliknya terdapat pertanyaan.

Ada lima kotak yang disediakan dengan warna dan tema yang berbeda, berisi pertanyaan terkait dengan bobot tingkat kesulitan yang variatif. Untuk warna kuning berisi pertanyaan terkait NKRI, warna coklat UUD 1945, hijau Bhineka Tunggal Ika, biru Pancasila, dan merah muda berisi pertanyaan seputar sejarah perjuangan bangsa.

Mariyono mencontohkan satu pertanyaan: apa yang anda lakukan jika terlambat upacara hari Senin dan pada saat itu bendera dikibarkan, Anda sedang duduk di sepeda motor di depan gerbang pintu sekolah?

"Ini merupakan pertanyaan yang ringan, namun menggambarkan sikap penjawabnya," ucap Mariyono.

Para pemain dalam permainan tersebut berlomba mengumpulkan kartu yang berhasil dijawab dengan benar berdasarkan catatan wasit. Tidak ada aturan pasti waktu pelaksanaan permainan Pancasila Bela Negara tergantung kesepakatan lima pemain.  

Permainan ini, lanjut Mariyono, baru saja mendapatkan hak cipta dari Kemenkumham. Oleh Kemendiknas, perangkat permainan sudah diperbanyak untuk dibagikan kepada warga di wilayah perbatasan.

"Saat ini kami masih mencari sponsor yang bersedia menggandakan untuk disebar di kalangan Surabaya," ujarnya.

Kemarin, puluhan pengurus wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) berguru ke Korem 084/ Bhaskara Jaya Surabaya, terkait permainan Matematika Bela Negara tersebut.

Setelah mendapatkan pelatihan, para pengurus dari berbagai daerah itu diharapkan mampu mensosialisasikan permainan tersebut di daerahnya sebagai upaya menangkap deradikalisasi. 

"Kami sebagai lembaga dakwah, memiliki kewajiban untuk menjaga NKRI dan menangkap deradikalisasi melalui berbagai cara, salah satunya dengan permainan Matematika Bela Negara," kata Ketua DPW LDII Jawa Timur, M Amien Adhy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com