“Sudah dicabut. Mudah-mudahan dengan ini masyarakat semakin bertanggungjawab. Ini jadi pelajaran bersama,” kata pria yang disapa dengan Hendi di Semarang, Senin (14/3/2016).
Hikmah yang bisa diambil, lanjut dia, ada informasi yang belum sampai ke masyarakat, hingga muncul rasa berburuk sangka pada pemerintah. Ketidaksampaian informasi kemudian didukung oleh ketidaktahuan terkait fakta kebakaran yang terjadi. Hal itulah yang kemudian membuat masyarakat kian menyudutkan pemerintah.
“Mudah-mudahan ini kasus Alaix ini yang pertama dan terakhir. Ke depan, akses untuk berinteraksi warga dengan Pemkot akan lebih dibuka, biar informasinya bisa sampai,” tambah Hendi lagi.
Ke depan, Pemkot Semarang akan membuka pelayanan hingga 24 jam bagi masyarakat yang hendak meminta informasi.
Sebelumnya, Alaix Munakamala pada Jumat (11/3/2016) telah meminta maaf di media sosial terkait tuduhannya pemerintah membakar pasar. Permintaan maaf itu dimuat di akun instragamnya.
“Dengan hormat. Terkait komentar saya di akun instragam @pemkot_semarang mengenai postingan “Nguber Bang Semar” pada 27 Februari 2016. Dengan ini saya sampaikan klarifikasi dan permohonan maaf kepada pihak terkait. Bahwasanya saya tidak bermaksud menuduh, menjelekkan, atau mencemarkan nama baik bapak H.Hendrar Prihadi sebagai walikota dan Pemerintah Kota Semarang,” tulis Alaix.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.