Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eskportir Nakal Sebut 20 Ton Sirip Hiu sebagai Perut Ikan Beku

Kompas.com - 28/01/2016, 22:25 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Aksi eksportir nakal terdeteksi di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Mereka mengirim 20 ton sirip ikan hiu ke Hongkong dalam kontainer berukuran 40 feet, namun dalam dokumen ditulis sebagai perut ikan beku.

Dalam dokumen ekspor CV SS melalui perusahaan pengurusan jasa kepabeanan PT TS, ditulis sebagai perut ikan beku sebanyak 389 karton dengan berat lebih dari 19 ton bernilai lebih dari Rp 400 juta.

"Namun saat diperiksa bea cukai terdapat 352 kantong seberat lebih dari 20 ton," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Jatim I, Rahmat Subagio, Kamis (28/1/2016) sore.

Hasil penelitian visual sementara yang dilakukan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, 20 ton sirip tersebut adalah sirip hiu martil dan hiu biru yang dilindungi negara.

Rahmat mengaku tidak mengetahui pasti nilai dari 20 ton sirip hiu itu.

"Tapi informasi yang saya cari di internet, harga satu kilogram sirip hiu bisa mencapai Rp 1 juta," kata dia.

Eksportir sirip hiu tersebut, kata Rahmat, melanggar Undang-Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.

Pelaku juga melanggan Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan yang diubah menjadi Undang-Undang nomor 45 tahun 2009. 

Kasus tersebut selanjutnya dilimpahkan kepada Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya 2.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com