Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Transmigran, Rasti Berharap Perubahan dan Masa Depan...

Kompas.com - 22/08/2015, 05:37 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Rasti (38) tampak serius mendengarkan sambutan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, Jumat (21/8/2015). Keseriusan Rasti bercampur rasa penasaran akan tempat tinggal barunya di Desa Saembawati, Kecamatan Kancu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Rasti berharap, tempat barunya akan membawa kejutan baru untuk kehidupan keluarganya nanti.

"Sudah bosan hidup di Ponorogo. Semoga kepindahan kami ke Poso membawa perubahan, dan masa depan anak saya nanti," kata warga Desa Temon, Kecamatan Sawo, Kabupaten Ponorogo ini.

Bersama suami, Jemuri (36), dan anaknya yang kini masih duduk di kelas dua sekolah dasar, Eko Yusuf Prasetyo (8), Rasti mengadu nasib untuk bertransmigrasi ke daerah lain. Dia menolak disebut hidupnya selama ini di Ponorogo tidak cukup secara ekonomi.

"Dari penghasilan bertani suami saya kalau dibilang cukup, ya cukup. Tapi kalau untuk biaya pendidikan anak saya, sepertinya kurang," ujarnya.

Dia termotivasi cerita keberhasilan rekan-rekannya di desa yang menjadi sukses setelah ikut transmigrasi ke daerah lain di luar Jawa.

"Banyak teman saya yang sukses dan tidak kembali lagi ke desa setelah ikut transmigrasi. Apalagi di sana kami dapat rumah, lahan, pekarangan, dan biaya hidup selama setahun," ucapnya.

Rasti adalah satu dari 114 transmigran yang diberangkatkan melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jumat, dengan KM Dorolonda jurusan Balikpapan. Selain Rasti, juga ada seratus lebih transmigran asal Kabupaten Ponorogo, Bondosowo, Sidoarjo, Sumedang, dan Karawang yang ikut menjadi transmigran ke Poso. 

Hingga akhir tahun nanti, kata Mendes Marwan Jafar mengatakan, pihaknya menargetkan jumlah transmigran sekitar 500 ribu. Mereka akan disebar ke sejumlah daerah di Kalimantan dan Sulawesi, khususnya di daerah-daerah perbatasan yang selama ini dinilai jauh dari perhatian pemerintah.

Marwan menolak para transmigran disebut orang buangan. Mereka justru pejuang yang harus diapresiasi, karena rela meninggalkan kampung halaman, untuk membangun daerah orang lain.

Para transmigran menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini adalah ujung tombak pemerintah untuk menghilangkan kesenjangan dan disparitas pembangunan antar wilayah, khususnya antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com