Dia mengaku tidak terima, bahkan mengancam akan membunuh siapa pun yang akan mengambil anaknya itu. Dia histeris dan menangis mendengar pernyataan dari tim Komnas Perlindungan Anak yang mengunjunginya semalam.
“Saya tidak terima, saya akan membunuh siapa pun yang mengambil anak saya. Saya sayang sama dia (Angeline) dia juga sayang sama saya. Saya sedang susah begini kok masih disalahkan,” teriak Margareta, Denpasar, Bali, Senin (25/5/2015).
Hari ini Komnas Perlindungan Anak yang dipimpin langsung Ketua Arist Merdeka Sirait mendatangi Mapolresta Denpasar dan Mapolda Bali untuk mengetahui perkembangan pencarian yang dilakukan pihak kepolisian.
Tekad dari Komnas Perlindungan Anak untuk segera menemukan Angeline lebih pada perbaikan mental si anak yang dinilai salah didik dan tinggal di rumah tidak layak huni. Padahal, orangtua asuhnya berkecukupan, tetapi memelihara ayam dengan puluhan kandang ayam yang kotor dan bau.
“Saya mau dibunuh? Kami ingin menolong. Hari ini sekitar jam 10 pagi kami berangkat ke Polresta Denpasar untuk mencari tahu perkembangan pencarian. Nanti ke Polda Bali sekitar jam 4 sore. Silakan untuk mengikuti perkembangannya. Kami akan bekerja sama dengan kepolisian untuk segera menemukan adik Angeline,” kata Arist.
Pemberitaan hilangnya Angeline sudah tersebar luas. Apalagi, tersebar sejumlah isu miring mengenai orangtuanya yang kurang perhatian dan tinggal di tempat kumuh, lalu membiarkan si anak dipaksa mandiri dengan membersihkan kandang ayam. Angeline dikabarkan harus mempersiapkan bekal sekolah sendiri, dan berjalan kaki ke sekolah dengan jarak tempuh lebih dari satu kilometer.