"Saya sudah instruksikan ke instansi terkait. Tolong diumumkan di pasar-pasar itu, jangan dikleteki (labelnya)," kata Bupati, Kamis (29/1/2015).
Bupati mengaku mendapatkan informasi ada beberapa pedagang yang sengaja melepas label buah impor. Hal itu, menurut Bupati, akan membuat konsumen bingung untuk membedakan apel impor dari negara mana. Pasalnya, selain apel dari Amerika, di pasaran juga banyak apel impor dari Jepang dan Taiwan.
"Apel itu ternyata di sini banyak. Ada dari Jepang, Taiwan dan Amerika. Cuma kalau sudah dipasarkan itu, yang mana ini? Ada ndak tempelannya di sana. Kalau ada tempelannya (dari Amerika) jelas sebaiknya diambilin," ungkapnya.
Terlepas dari informasi soal penghilangan label apel impor, Bupati Semarang juga menyayangkan keteledoran media massa yang justru menampilkan gambar apel lokal dalam pemberitaan apel impor berbakteri tersebut. Sebab, menurut Bupati, hal itu bisa menimbulkan kesalahpahaman konsumen.
"Jadi kemarin yang saya lihat di koran-koran itu, lho apel Malang itu? Apel hijau Malang kan? Kalau itu yang ditayangkan di koran, iki mengko wong ra do gelem tuku apel Malang (nanti tidak ada yang mau membeli apel Malang)," jelasnnya.
Tentang larangan dan imbauan dari pemerintah pusat, lanjut Mundjirin, akan segera ditindaklanjuti dengan operasi, baik di pasar tradisional maupun pasar-pasar modern. Pihaknya sudah meminta aparat Satpol PP untuk bertindak.
"Informasimya memang lebih banyak di toko modern seperti Indomaret dan Alfamart. Kalau ada laporkan, nanti Satpol PP bisa membantu menariknya," imbuh Mundjirin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.