Menurut Dr Agus Haryanto, dokter spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSUD Dr Soetomo, kelahiran bayi kembar siam jenis ini terbilang langka, tidak hanya di Indonesia, bahkan di dunia.
"Makanya, kita sebut extraordinary karena rasionya bisa satu berbanding dua juta kelahiran," kata Agus saat ditemui di RSHS Bandung, Senin (6/10/2014).
Selain itu, keistimewaan lain adalah pada jenis kelaminnya. Agus mengatakan, kebanyakan kasus kembar siam jenis ini lebih banyak dialami oleh bayi berjenis kelamin perempuan. "Ini laki-laki, pasti lebih sulit fungsi penisnya nanti," tuturnya.
Untuk melakukan operasi pemisahan kedua bayi ini pun terbilang sangat sulit. Menurut dia, salah satu kesulitannya adalah membagi organ-organ penting seperti saluran cerna bagian bawah, kemaluan serta anus yang hanya ada satu. Saking sulitnya, kata Agus, dalam operasi pemisahan bayi kembar siam jenis ini memiliki risiko cukup tinggi jika terjadi kegagalan dalam atau pasca operasi.
"Kemungkinan terburuk adalah malfungsi organ-organ seperti pembuluh darah. Bahkan yang paling buruk bisa kematian," tuturnya.
Diberitakan, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung akan melakukan operasi pemisahan terhadap bayi kembar siam asal Cianjur, Bima dan Arjuna, Senin (6/10/2014). Bima dan Arjuna adalah bayi kembar siam berjenis conjoined twin inschiophagus tetrapus dengan tulang panggul, alat kelamin, anus dan saluran cerna jadi satu.
Menurut Direktur Utama RSHS, Dr Bayu Wahyudi, operasi pemisahan tersebut akan memakan waktu cukup lama.
"Operasi pemisahan ini akan memakan waktu kurang lebih 16 jam. Operasi dimulai pukul 06.30 WIB dan selesai sekitar pukul 23.00 WIB," kata Bayu saat konferensi pers di ruang COT RSHS Bandung, Senin pagi.