Namun cara ini tidaklah bisa diharap banyak lantaran curah yang tidak menentu, sementara warga membutuhkan pasokan air bersih setiap saat terutama untuk minum dan memasak setiap hari.
Sejumlah warga yang keberatan dengan buruknya managemen pelayanan PDAM Majene telah mengadukan masalah ini ke pihak PDAM setempat. Namun hingga kini warga kecewa karena pihak PDAM belum memberi tanggapam resmi kepada warga terkait alasan putusnya suplai air ke rumah-rumah penduduk.
“Saya terpaksa pakai air hujan untuk minum karena sudah sepekan tak ada pasokan air dari PDAM,” ujar Ruslan, warga kelurahan Totoli.
Direktur PDAM Majene Muh Arif Nur mengungkapkan terputusnya suplai air ke rumah warga kelurahan Totoli lantaran debit air Sungai Banggae dan Abaga mengalami penurunan drastis sejak musim kemarau. "Itulah makanya tidak semua pelanggan bisa terlayani,” ujar Arif.
Arif menyatakan pihak PDAM sudah melakukan pengecekan kondisi di lapangan. Arif berharap permintaan kebutuhan air bersih ke rumah penduduk bisa segera tercukupi menyusul beberapa hari terakhir sempat turun hujan hingga menyebbakan debit air di Sungai Banggae meningkat.
Pasokan air bersih yang ada saat ini memang sudah bisa mengalir ke rumah penduduk, namun jumlahnya masih sangat terbatas sehingga belum semua penduduk terlayani dalam waktu yagn sama.
Arif memperkirakan dalam beberpa hari ke depan pasokan air bersih ke rumah warga akan bisa tercukupi menysul curah hujan yang diperkirakan makin tinggi beberapa pekan ke depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.