Namun, sejumlah peserta aksi yang terdiri dari berbagai elemen organisasi mahasiswa itu sempat terkecoh saat memasuki salah satu ruang sidang sebab tak ada lagi foto Presiden dan Wakilnya di dinding.
Mahasiswa semakin geram, lalu segera keluar dan mencoba menurunkan bendera merah-putih menjadi setengah tiang. Namun, aksi tersebut dihalang-halangi petugas. Keributan sempat terjadi saat mahasiswa mencoba merebut tali tiang bendera.
Beruntung, keributan tidak berlangsung lama karena tali tiang bendera putus. Petugas memegang kuat tali sehingga bendera merah-putih masih berkibar.
Melihat situasi tersebut, peserta aksi memilih melanjutkan aksinya dengan long march menuju bundaran Gladag, Solo, sambil membawa dua buah keranda sebagai simbol matinya Pemerintah yang tetap menjalankan kebijakan kenaikan BBM.
"Keranda untuk SBY-Boediono karena tetap memilih kebijakan untuk menaikkan BBM," kata Budi Subarjo, koordinator aksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.