PADANG, KOMPAS.com - Kapolda Sumatera Barat (Sumbar), Irjen Pol Suharyono, mengungkapkan alasan CCTV Polsek Kuranji terhapus. CCTV tersebut diduga merekam kejadian tewasnya remaja Afif Maulana (13).
Seperti diketahui, siswa SMP itu ditemukan tewas di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (9/6/2024) siang. Ia diduga tewas dianiaya polisi.
Saat itu, pihak kepolisian tengah bekerja mencegah aksi tawuran.
Baca juga: Kasus Siswa SMP Padang Tewas Ditutup, Polisi Bilang Tak Ada Rekaman Kamera CCTV di Mapolsek
"Jadi CCTV tidak rusak. Ada CCTV, tetapi daya tampung untuk menyimpan atau DVR hanya 11 hari," ujar Suharyono dikutip dari Tribunnews, Senin (1/7/2024).
Ia menyebut, berdasarkan keterangan tim IT Polda, CCTV di Polsek Kuranji hanya punya ruang penyimpanan 1 terabyte (TB).
Dengan kapasitas sebesar itu, mereka hanya bisa melacak peristiwa 11 hari sebelumnya.
"Laporan yang masuk tanggal 21 Juni 2024. Ahlinya membuka CCTV tanggal 23 Juni 2024."
"Berarti yang bisa diambil (rekaman CCTV) hanya sampai tanggal 13 Juni 2024. Itu hari keempat setelah kejadian (pengamanan terduga pelaku tawuran)," tuturnya.
Atas dasar itu, kejadian ketika dilakukan pengamanan terhadap 18 terduga pelaku tawuran di Polsek pada Minggu (9/6/2024) tak terlacak lagi.
Meski demikian, Suharyono berujar, dirinya sudah mempunyai dokumentasi pengamanan tersebut.
Ia memperlihatkan, foto-foto terduga pelaku tawuran setelah dilakukan pengamanan di Kapolsek Kuranji.
Bukti foto tersebut, ucap Suharyono, menegaskan tak ada Afif Maulana di antara belasan terduga pelaku yang diamankan di Polsek Kuranji.
Menurutnya, sejumlah foto itu adalah dokumentasi dari personel kepolisian yang bertugas pada malam itu.
Ia juga menyampaikan, foto-foto itu telah ditunjukkan saat pertemuan dengan Kompolnas, KPAI, Kementerian PPA, Komnas HAM, Ombudsman, LBH Padang, hingga pihak keluarga pada beberapa waktu lalu.
Berdasarkan bukti-bukti yang dimiliki pihaknya, Suharyono mengatakan, kematian Afif Maulana diduga karena meloncat ke Sungai Batang Kuranji.