Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Penyebab Kematian Pelajar SMP Padang di Sungai, Polisi Tunggu Hasil Otopsi

Kompas.com - 24/06/2024, 11:27 WIB
Perdana Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com-Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat Irjen Suharyono masih menunggu hasil otopsi jenazah untuk memastikan penyebab kematian pelajar SMP berinisial AM (13) di Sungai Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat. 

Saat ini, polisi sudah berkoordinasi dengan dokter forensik yang melakukan visum luar dan otopsi jenazah AM. Namun, hasilnya hingga kini belum keluar.

"Masih didalami apa yang menjadi penyebab kematian. Apakah dia terjadi sesuatu benturan atau apapun itu, nanti dokter forensik yang mengeluarkan hasil otopsi. Kami masih menunggu hasil resmi dokter yang melaksanakan otopsi," kata Suharyono kepada wartawan, Minggu (23/6/2024) di Padang.

Baca juga: Bocah 13 Tahun di Padang Tewas Diduga Dianiaya Polisi, Jasadnya Ditemukan Mengapung di Sungai

Suharyono belum bisa mengetahui penyebab luka-luka lembam di tubuh korban.

"Kita tetap menunggu penyebab luka-lukanya itu karena apa. Apakah dia jatuh dari motor. Apakah (karena) jatuh dari ketinggian 30 meter (dari atas jembatan ke sungai). Apakah selama tujuh jam (03.00 WIB sampai 11.55 WIB) dia jatuh lalu meninggal kan lebam-lebam," jelas Suharyono.

Polisi juga masih menunggu hasil resmi dari dokter untuk memastikan penyebab kematian korban.

"Kami mohon maaf belum bisa menyampaikan secara prematur," kata Suharyono.

Sebelumnya diberitakan, Suharyono menyebutkan AM (13) yang tewas di sungai Batang Kuranji Padang diduga akibat terjun dari jembatan saat adanya pengamanan aksi tawuran, Minggu (9/6/2024).

Baca juga: Buntut Tewasnya Pelajar di Padang, 30 Polisi Diperiksa Propam Polda Sumbar

Hal itu berdasarkan keterangan dari teman AM, yang memboncengi korban saat kejadian.

"Masuk ke sungai ini sudah ada keterangan dari A. Bahwa memang AM ini berencana akan masuk ke sungai menceburkan diri ke sungai," kata Suharyono kepada wartawan, Minggu (23/6/2024) di Padang.

 

Suharyono menceritakan, setiap malam Minggu sampai paginya, polisi rutin melaksanakan Patroli Cipta Kondisi berdasarkan surat perintah yang sah.

Pada Minggu (9/6/2024), polisi sudah melerai dua kelompok remaja yang akan melakukan tawuran.

"Bisa sama-sama kita lihat barang bukti yang digunakan dalam aksi tawuran berupa senjata tajam. Jika anggota tidak bergerak cepat, kemungkinan akan menimbulkan korban jiwa," kata Suharyono.

Baca juga: Di Balik Dugaan Ancaman Hakim di Padang ke Advokat LBH, Berawal dari Lontaran Seksis Saat Sidang

 

Hanya saja keterangan Suharyono berbeda dengan hasil investigasi dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang yang menduga AM dianiaya oknum polisi.

Direktur LBH Padang Indira Suryani menyebutkan telah melakukan investigasi terhadap kasus itu dan mengarah adanya unsur penganiayaan sebelum AM tewas.

"Di sekujur tubuh korban terdapat luka-luka lebam yang diduga karena penganiayaan," kata Indira.

Indira mengatakan sebelumnya korban bersama rekannya berinisial A berboncengan dengan sepeda motor milik AM melintasi Jembatan Batang Kuranji pada Minggu (9/6/2024) sekitar pukul 04.00 WIB.

Saat melintasi jembatan itu, sepeda motor mereka dihampiri polisi yang sedang berpatroli.

"Pada saat polisi menghampiri itu, dia menendang kendaraan korban. AM terpelanting ke pinggir jalan. Pada saat terpelanting korban berjarak sekitar dua meter dengan rekan korban A," jelas Indira.

Baca juga: Investigasi LBH Padang, Pelajar Tewas di Sungai Diduga Korban Penganiayaan Polisi

Korban A disebut masih sempat melihat AM berdiri tapi dikelilingi oknum polisi yang memegang rotan.

Kemudian A diamankan oknum polisi lain dan setelah kejadian itu tidak lagi mengetahui keadaan AM hingga akhirnya ditemukan tewas di sungai.

"Dari keterangan itu, hingga adanya luka lebam di sekujur tubuh, ini berat dugaan sebelum tewas AM dianiaya dulu," kata Indira.

 

Seperti diketahui, pada Minggu (9/6/2024), polisi menemukan jenazah remaja laki-laki tanpa identitas.

Jenazah tersebut kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Padang, kemudian dijemput keluarga yang sebelumnya melaporkan kehilangan.

Baca juga: Bocah 13 Tahun di Padang Tewas Diduga Dianiaya Polisi, Jasadnya Ditemukan Mengapung di Sungai

Polisi sempat mengamankan sejumlah orang yang diduga akan melakukan tawuran pada malam itu.

Namun orang-orang itu kemudian dilepas dan hanya satu yang diperiksa intensif karena membawa senjata tajam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Kuliner Lontong Khas Nusantara yang Menggugah Selera

15 Kuliner Lontong Khas Nusantara yang Menggugah Selera

Regional
Menangkal Potensi Zoonosis Tuberkulosis pada Orang Rimba

Menangkal Potensi Zoonosis Tuberkulosis pada Orang Rimba

Regional
Komunitas Pemalang Bergerak Sulap Sampah Jadi 'Paving Block'

Komunitas Pemalang Bergerak Sulap Sampah Jadi "Paving Block"

Regional
Seorang Pria Ditemukan Tewas di Pondok Kebun Sawit Bangka Barat, Ada Luka Lebam

Seorang Pria Ditemukan Tewas di Pondok Kebun Sawit Bangka Barat, Ada Luka Lebam

Regional
Pembunuh Terapis di Grobogan Ternyata Sempat Nyabu Sebelum Beraksi

Pembunuh Terapis di Grobogan Ternyata Sempat Nyabu Sebelum Beraksi

Regional
SPBU di Karanganyar Terbakar, Awalnya Muncul Percikan Api dari Mobil

SPBU di Karanganyar Terbakar, Awalnya Muncul Percikan Api dari Mobil

Regional
Pengurus Yayasan Rehabilitasi Narkoba di Sambas Ditangkap Jualan Sabu

Pengurus Yayasan Rehabilitasi Narkoba di Sambas Ditangkap Jualan Sabu

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Regional
Pengakuan Tahanan di Mataram yang Kabur Usai Sidang, Tak Diborgol dan Rindu Anak

Pengakuan Tahanan di Mataram yang Kabur Usai Sidang, Tak Diborgol dan Rindu Anak

Regional
Nekat Bunuh Terapis Pijat Demi Utang Judi, 2 Pria Grobogan Terancam Hukuman Mati

Nekat Bunuh Terapis Pijat Demi Utang Judi, 2 Pria Grobogan Terancam Hukuman Mati

Regional
Ratusan TKI di Malaysia Datang ke Sebatik untuk Coklit, demi Hak Pilih di Pilkada 2024

Ratusan TKI di Malaysia Datang ke Sebatik untuk Coklit, demi Hak Pilih di Pilkada 2024

Regional
Jasad Penagih Utang Dicor, Karyawati Ini Berjaga Saat Bos Distro Bunuh Korban

Jasad Penagih Utang Dicor, Karyawati Ini Berjaga Saat Bos Distro Bunuh Korban

Regional
Kasus Tewasnya Bocah SMP di Padang Ditutup, Penyebab Kematian Bukan Dianiaya tapi Patah Tulang

Kasus Tewasnya Bocah SMP di Padang Ditutup, Penyebab Kematian Bukan Dianiaya tapi Patah Tulang

Regional
Kapal Mati Mesin, 12 Dewasa dan Seorang Anak Terombang-ambing di Laut Bangka

Kapal Mati Mesin, 12 Dewasa dan Seorang Anak Terombang-ambing di Laut Bangka

Regional
Tren Pernikahan Anak Turun, Kemenag dan PPA Diminta Perhatikan Angka Perceraian yang Naik

Tren Pernikahan Anak Turun, Kemenag dan PPA Diminta Perhatikan Angka Perceraian yang Naik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com