SUMBAWA, KOMPAS.com - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat sedikitnya ada sekitar 19,5 hektar tanaman jagung terserang hama busuk batang.
"Belasan Hektar tersebut belum masuk kategori gagal panen karena langsung ditangani, kami juga terus memantau kondisi terkini di lapangan," kata Kabid Perlindungan Tanaman dan Pengembangan Usaha Distan Kabupaten Sumbawa, Toni Hamdani, Rabu (24/4/2024).
Dia pun merincikan, berdasarkan data yang diterima, serangan penyakit itu terjadi di Kecamatan Moyo Utara seluas 1 Hektar, di Lunyuk seluas 1 hektar, Lenangguar seluas 1 hektar, Alas Barat seluas 14 hektar, Tarano seluas 2 hektar dan di Unter Iwes seluas 0,5 hektar.
"Kalau kita melihat angka serangan hama busuk batang itu, mungkin tidak lebih dari 1 persen dibandingkan dengan total luas tanam," ucapnya.
Baca juga: Nyaris Perkosa Nenek, Pria 39 Tahun di Sumbawa Ditangkap Polisi
Dia pun meyakinkan, lahan tersebut tidak akan gagal panen. Sebab, Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) akan terus melakukan pemantauan di lapangan dan memberikan laporan.
"Kerusakannya masih dalam intensitas ringan, tidak sampai menimbulkan gagal panen. Kerusakan itu juga tidak sampai satu persen dari total keseluruhan luas tanam," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Dorong Produktivitas dan Harga Jagung Ditingkatkan
Diungkapkannya, penyakit seperti ini disebabkan adanya perubahan iklim. Untuk mengantisipasi agar kejadian ini tidak terjadi lagi, pihaknya segera melakukan pengendalian dengan cara memberikan bantuan obat-obatan.
"Kita juga tetap akan memberikan bantuan berupa obat-obatan kepada petani yang tidak mampu untuk menekan terjadinya gagal panen," sebutnya.
Pihaknya juga mengimbau kepada para petani supaya berhati-hati dalam memilih bibit. Kondisi lahan petani juga harus ditinjau, apakah merupakan lahan endemik atau tidak supaya dalam penanganan yang dilakukan nantinya bisa secara maksimal.
"Apabila lahan itu merupakan lahan endemik, maka perlu perlakuan khusus. Baik itu dari pemilihan bibit, hingga pembersihan lahan yang lebih sempurna," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.