Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saat Takbiran Suami Saya Dipukuli"

Kompas.com - 13/04/2024, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

 

Upaya apa yang bisa dilakukan pemerintah?

Untuk itu, menurut Edwin, langkah yang perlu segera dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk pusat krisis lintas sektoral hingga NGO dalam menangani para WNI di Myanmar.

Setelah itu, Indonesia harus segera memetakan situasi di lapangan berdasarkan informasi dari pejabat diplomatik, intelijen, dan jejaring NGO Indonesia di Myanmar.

“Lalu segera berkoordinasi dengan berbagai pihak di lapangan untuk mulai merancang skenario penyelamatan. Syukur-syukur jejaring lokal tahun lalu masih bisa efektif dimanfaatkan,” katanya.

“Hal lain yang perlu dipastikan adalah bagaimana membuka akses kepada kelompok pemberontak. Indonesia punya modalitas untuk ini sebagai negara ASEAN yang paling vokal terhadap rejim militer di Myanmar.”

Baca juga: Diduga Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh, WN Myanmar dan Bangladesh Ditangkap

Edwin menambahkan Indonesia juga perlu waspada dan mempersiapkan langkah alternatif apabila perusahaan pelaku TPPO terafiliasi dengan pemerintah atau kelompok pemberontak. “Kemungkinan akses untuk evakuasi akan lebih rumit apabila situasi seperti ini terjadi,” katanya.

Selain itu, tambahnya, Indonesia juga harus memastikan koordinasi yang terukur dengan pemerintah Myanmar dan Thailand untuk melakukan evakuasi sesuai dengan jalur aman yang dipandu oleh jejaring lokal dan NGO di Myawaddy.

Terlepas dari upaya itu, menurut Edwin status ilegal WNI yang masuk sebagai pekerja ke Myanmar tidak menjadi hambatan untuk mengevakuasi mereka.

“Kemungkinan besar tidak murni inisiatif dari para korban [masuk Myanmar], tetapi ada kontribusi keterlibatan sindikasi perusahaan yang mempekerjakan mereka."

"Perusahaan itu boleh jadi legal di Myanmar, tetapi apabila cara mereka merekrut pekerja atau membiarkan pekerja masuk tanpa izin melalui penipuan maka itu adalah praktik-praktik ilegal,” katanya.

Baca juga: Apakah Rohingya Diusir dari Myanmar?

Ditambah lagi, menurutnya, Myanmar telah menandatangani Protokol Palermo yang mewajibkan negara untuk mencegah, menekan, dan menghukum perdagangan manusia.

"Apabila status dari para WNI ini memenuhi pengertian dalam Pasal 3a Palermo Protocol, maka Myanmar harus melepaskan mereka,” ujarnya.

Mengapa berada di perbatasan Myanmar-Thailand?

Pemulangan 9 WNI korban TPPO di Myawaddy, Myanmar, atas kerja bersama antara KBRI Bangkok dan KBRI Yangon, dengan dukungan dari Pemerintah Thailand dan IOM pada Senin (26/6/2023). KOMPAS.com/Fika Nurul Ulya Pemulangan 9 WNI korban TPPO di Myawaddy, Myanmar, atas kerja bersama antara KBRI Bangkok dan KBRI Yangon, dengan dukungan dari Pemerintah Thailand dan IOM pada Senin (26/6/2023).
Peneliti dan Resilience's fellow dari Global Initiative Against Transnational Organized Crime (GI-TOC) Kelana Wisnu menceritakan bahwa pada awalnya wilayah perbatasan Myanmar dan Thailand itu ingin dijadikan sebagai megaproyek kota baru.

Kota ini direncanakan menjadi pusat kasino, karaoke, dan hiburan lainnya.

Investor besar taipan China pun diberi izin oleh BGF (Border Guard Forces), kelompok etnis bersenjata yang dulunya bernama Democratic Karen Buddhist Army, untuk membangun wilayah itu.

“Awalnya proposal bisnis di Shwe Kokko dan Myawaddy adalah sebuah megaproyek kota baru yang digadang-gadang seperti Sillicon Valley. Namun pada akhir 2019 ada kecurigaan dari pemerintah Aung San Suu Kyi dan melakukan investigasi lalu menghentikan proyek itu sementara,” kata Kelana.

Kemudian kursi Aung San Suu Kyi dikudeta.

Baca juga: Kemenlu Selamatkan 1 WNI Pekerja Judi Online dari Wilayah Konflik Myanmar

Aktivitas megaproyek itu kembali berjalan usai militer mengambil alih kekuasaan politik.

“Wilayah ini berubah menjadi pusat penipuan karena pandemi. Tempat ini merupakan hub kejahatan lintas negara dalam bentuk apapun, seperti kejahatan siber, prostitusi, narkoba, perdagangan senjata, dan lainnya.”

“Adanya kolusi antara etnis bersenjata lokal bernama BGF dengan pengusaha China kemudian mendorong wilayah ini menjadi surga kejahatan lintas negara,” ujarnya.

Lalu mengapa kejahatan di sana sulit dihentikan?

Salah satu alasannya kata Kelana adalah karena beberapa wilayah di sana ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus.

Artinya, otoritas berwajib di sana tidak punya kewenangan penuh menghentikan perusahaan atau mengambil tindakan apa pun terkait bisnis yang berjalan di area itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Regional
Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Regional
Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Regional
Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Regional
[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

Regional
Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Regional
Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Regional
Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Regional
Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Regional
Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Regional
Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Regional
Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Regional
Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Regional
Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Regional
Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com