Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grebeg Jemunak, Kudapan Khas Magelang Hanya Ada Saat Ramadhan

Kompas.com - 31/03/2024, 22:13 WIB
Egadia Birru,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com – Bulan Ramadhan menjadi penanda munculnya jemunak, penganan berbahan dasar singkong yang dibuat hanya selama bulan itu.

Seakan agar kehadirannya tampak berkesan, kudapan khas Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu dikemas dalam tradisi grebeg. Namanya Grebeg Jemunak.

Seputaran Gunungpring, Minggu (31/3/2024) sore, tumpah-ruah masyarakat di kiri kanan jalan. Tua muda melebur, bahkan tak sedikit anak-anak menonton dari gendongan orang tuanya.

Yang dinanti-nanti pun tiba: arak-arakan gunungan jemunak. Dua gunungan berdiri dengan tinggi sekitar 1,5 meter dan total jumlahnya 2.024 tum (kemasan berbentuk trapesium). Para penandu sempat memutar-mutarkan jemunak untuk menarik perhatian.

Baca juga: Melihat Tradisi Berbagi Kue Serabi di Madura pada Malam 21 Ramadhan

Jemunak kemudian dibawa ke sebuah masjid di Dusun Dukuhan, Gunungpring. Setelah melakukan seremoni sejenak, panitia melemparkan jemunak ke arah warga. Ada pula warga yang naik ke panggung untuk mengambil jemunak sendiri.

“Kami melibatkan produsen jemunak dari tiga dusun, yakni Karaharjan, Bintaro, dan Gunungpring,” kata ketua panitia Grebeg Jemunak, Wiwin Setiawan.

Wiwin mengatakan, bagi sebagian masyarakat Gunungpring, aktivitas membuat jemunak sudah menjadi tradisi yang diwariskan turun-temurun.

Jemunak, penganan berbahan dasar singkong khas Desa Gunungpring, Magelang, Minggu (31/3/2024).KOMPAS.com/Egadia Birru Jemunak, penganan berbahan dasar singkong khas Desa Gunungpring, Magelang, Minggu (31/3/2024).

Jemunak adalah kudapan yang dibuat dari singkong, beras ketan, kelapa parut, dan gula merah.

Cara pembuatannya diawali dengan mengupas singkong lalu diparut. Sembari itu, beras ketan dikukus hingga setengah matang. Kedua bahan itu lalu ditumbuk halus dan kembali dikukus sampai matang.

Setelah masak, jemunak biasanya dikemas dalam tum dengan tambahan juruh atau cairan gula merah.

“Kami membuat Grebeg Jemunak ini untuk mengenalkan makanan ini ke masyarakat,” imbuh Wiwin.

Baca juga: Malam Pasang Lampu, Tradisi Warga Gorontalo di Penghujung Ramadhan

Solihah (47), warga Gunungpring, turut berebut dengan warga lain demi kudapan itu. Ia mendapat tiga bungkus.

“Saya sejak kecil sudah makan jemunak. Rasanya manis dan gurih bercampur jadi satu,” cetusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Regional
Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Regional
Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Regional
Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Regional
Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Regional
Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Regional
Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Regional
Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Regional
Dituntut 5 Tahun, Kades di Serang Banten Divonis Bebas Kasus Pemalsuan

Dituntut 5 Tahun, Kades di Serang Banten Divonis Bebas Kasus Pemalsuan

Regional
Beredar Surat Berkop DPRD Lebak Minta Loloskan 29 Anggota PPK Pilkada 2024

Beredar Surat Berkop DPRD Lebak Minta Loloskan 29 Anggota PPK Pilkada 2024

Regional
Lirik Lagu Sang Bumi Ruwa Jurai dan Arti, Lagu Daerah Lampung

Lirik Lagu Sang Bumi Ruwa Jurai dan Arti, Lagu Daerah Lampung

Regional
Paman dan Penasehat Maju Pilkada, Bobby: Itu Pilihan Masyarakat

Paman dan Penasehat Maju Pilkada, Bobby: Itu Pilihan Masyarakat

Regional
Cegah Bencana Susulan, Cuaca di Kaki Gunung Marapi Dimodifikasi

Cegah Bencana Susulan, Cuaca di Kaki Gunung Marapi Dimodifikasi

Regional
Teror Pencuri Spesialis Jok Motor di Masjid Semarang, Incar Korban saat Shalat

Teror Pencuri Spesialis Jok Motor di Masjid Semarang, Incar Korban saat Shalat

Regional
Pj Gubernur Banten Diberhentikan, Virgojanti Tak Lagi Jadi Plh Sekda

Pj Gubernur Banten Diberhentikan, Virgojanti Tak Lagi Jadi Plh Sekda

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com