Batu cobek dari Desa Bogoarum hasil pahatan Midi maupaun Sumono tak sulit untuk dijual karena ada pedagang yang datang ke desanya.
Pemasaran batu cobek selain di wilayah Magetan juga sampai ke Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Karanganayar, Kabupaten Madiun, bahkan sampai ke Kabupaten Ngawi.
“Biasanya kalau Lebaran banyak juga yang mencari untuk oleh-oleh dibawa ke Surabaya atau ke Jakarta, karena mereka tahu cobek dari Bogoarum itu asli dari batu kali. Untuk penggunaanya bisa puluhan tahun,” kata Sumono.
Baca juga: Sepi Order dan Harga Bahan Baku Naik, Perajin Cincau di Magetan Pilih Tunda Produksi
Di tengah kemajuan zaman dengan keberadaan blender, batu cobek masih tetap diminati oleh warga untuk menghaluskan bumbu dapur maupun untuk membuat sambal.
Ratna, salah satu warga Magetan mengaku, ada peberdaan rasa ketika sambal dibuat dengan menggunakan batu cobek dari batu kali.
"Untuk membuat sambal lebih sedap menggunakan cobek, mungkin ada unsur mineral barangkali ya. Untuk menghaluskan bumbu masakan juga pengaruh dirasa saat diaplikasikan di masakan. Saya tetap menggunakan cobek untuk sambal dan bumbu, meski ada blender di rumah,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.