Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perajin Cobek Batu Kali dari Magetan, tetap Bertahan di Saat Banyak yang Memakai Blender

Kompas.com - 30/03/2024, 14:36 WIB
Sukoco,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Blender turunkan pesanan cobek batu kali

Midi mengaku mendapatkan batu dari sungai yang berada di utara desa yang berhulu di kaki Gunung Lawu. Daerah itu merupakan jalur Sungai Gandong dengan muara di Bengawan Madiun.

Batu yang berada di sungai tersebut memiliki kualitas yang sangat bagus untuk dijadikan cobek.

“Batu di sini kualitasnya bagus untuk peralatan dapur karena memiliki kekerasan dan padat. Untuk membentuk batu kita juga harus mengetahui alur urat dari batu ini agar mudah untuk membentuk cobek,” kata Midi.

Kehadiran blender di era tahun 2000-an, membuat sebagain warga Desa Bogoarum memilih pekerjaan lain karena permintaan cobek sepi.

Meski demikian, seiring dengan perkembangan zaman, Sumono dan Midi tetap menggeluti profesi pemahat cobek batu kali.

“Terbukti saat ini pemasaran masih jalan, masih ada permintaan. Karena ibu-ibu terutama masih lebih memilih menghaluskan bumbu pakai cobek,” ujar dia.

Baca juga: Ditinggal Shalat Tarawih, Rumah di Magetan Jadi Sasaran Pencurian

Meski masih menggeluti pekerjaan sebagai pemahat cobek, Sumono mengaku masih bisa menerima pesanan kijing, maupun batu nisan dari batu kali.

Namun, permintaan kijing dari batu kali saat ini sangat menurun drastis dikarenakan maraknya kijing keramik.

“Permintaan batu kijing masih kita layani, tapi permintaan sudah sangat jarang kalau dibilang tidak ada, karena untuk batu kijing harganya bisa mencapai Rp 7 juta. Mahal karena cari bahan batu besar saat ini susah,” ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Regional
Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Regional
8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

Regional
Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Regional
Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Regional
Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

Regional
Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Regional
Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Regional
Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Regional
Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Regional
Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Regional
Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Regional
Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Regional
Tak Diizinkan Mancing, Pelajar SMP di Kalbar Nekat Bunuh Diri dengan Senapan Angin

Tak Diizinkan Mancing, Pelajar SMP di Kalbar Nekat Bunuh Diri dengan Senapan Angin

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com