Di kampung, ia menjadi seorang takmir masjid dan mengajar di salah satu Ponpes, mengajar ngaji Al Quran selepas subuh, habis dzuhur mengajar untuk anak-anak, dan selepas ashar mengajar kitab.
Di Masjid Agung Demak, dia juga mendapat bagian mengajar kitab setiap Selasa mulai dari jam 07.00-09.00 WIB.
Baca juga: Banjir Demak Meluas, Warga Ramai-ramai Bendung Ruas Jalan
Membaca maklumat setiap shalat Jumat dan memimpin istighosah di makam Raden Trenggono pada waktu malam Jumat Kliwon.
Untuk Ramadhan ini, selain menjadi marbut, ia juga mengampu kitab akhlak setiap Kamis dari pukul 21.00-22.00 WIB.
"Saya itu berusaha semaksimal mungkin untuk pengabdian, umpamanya saya tidak mengabdi di sini saya mengabdi di luar," kata Faturahman.
"Jadi waktu itu ibaratnya orang korupsi, ada gantinya dengan yang lain. Saya bukan enak-enak tidak, kalau ada kegiatan lain saya kegiatan lain, terus ke sini," imbuhnya.
Baca juga: Beras Mahal, Petani di Demak Pungut Gabah Busuk untuk Konsumsi
Perjalanan waktu, Faturahman sempat diangkat menjadi juru kunci makam Raden Fatah dari 2005-2023. Untuk saat ini, ia menjadi Koordinator Marbut Masjid.
Menjadi seorang marbut, Faturahman kini menerima uang bisaroh Rp 2,5 juta setiap bulannya. Jumlah yang kecil untuk menghidupi keluarga dan pendidikan ketiga anaknya.
Kendati demikian, ia selalu percaya dengan mengabdikan diri di Masjid Agung Demak peninggalan para wali dan meneruskan ajarannya, rejeki akan datang tanpa diduga-duga.
"Kalau segitu kan tidak cukup kan, tapi rejeki itu bukan sekedar untuk bekerja tapi terkadang tanpa dipikirkan ada," ungkapnya.
Baca juga: Sejarah Masjid Agung Demak: Tahun Berdiri, Ciri Khas, dan Foto
Faturahman menyebutkan, kedua anaknya mengemban pendidikan di luar kota, sedangkan satu lainnya masih SMP. Sehingga membutuhkan biaya besar.
Untuk menunjang kebutuhan keluarga, ia terkadang mendapat bisaroh saat mengisi ceramah di luar dan memiliki usaha kecil-kecilan.
"Alhamdulillah dapat sedikit-sedikit tercukupi, untuk keluarga dan biaya anak yang di pesantren juga," terangnya.
Baca juga: Panggilan Hati, Turmudi Terjang Banjir Sejauh 2 Km untuk Shalat di Masjid Agung Demak
Selama menjadi marbut maupun juru kunci makam Raden Fatah, Faturahman mengaku banyak menuai berkah tersendiri.