Bagaimana tanggapan pakar geologi mengenai fenomena gempa Tuban?
Pakar geologi ITS Surabaya, Amien Widodo, mengungkapkan, gempa tersebut merupakan peristiwa yang jarang terjadi.
Ia menjelaskan, gempa itu dipicu sesar aktif di Laut Jawa. Lantaran kedalaman gempa hanya 10 kilometer, membuat guncangannya meluas.
"Pemicunya sesar aktif, ke dalamnya sangat dangkal, peristiwa yang jarang terjadi. Yang sering gempa dengan kedalaman sekilar 300 kilometer," terangnya, Jumat.
Ia menyampaikan, gempa tersebut berpotensi menghasilkan sejumlah gempa susulan dengan kekuatan yang lebih rendah.
"Pergeseran permukaan pada gempa Tuban terjadi secara horizontal sehingga tidak berpotensi tsunami. Tapi gempa susulan itu bisa banyak sekali, bisa berhari hari," bebernya.
Amien berpesan agar gempa Tuban dimonitor untuk mengetahui apakah ada tekanan yang masih aktif atau tidak.
Baca juga: Pakar Geologi ITS Sebut Gempa Tuban Fenomena yang Jarang Terjadi, Ini Alasannya
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa gempa Tuban tersebut cukup mengejutkan. Pasalnya, gempa itu berada di zona kegempaan rendah (low seismicity).
Di samping itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono memaparkan, gempa magnitudo 6,0 (dimutakhirkan menjadi M 5,9) yang disusul dengan gempa magnitudo 6,5 merupakan kejadian luar biasa.
BMKG membeberkan, sesar yang mempengaruhi dua gempa itu belum terpetakan secara kredibel.
"Saya menilai berdasarkan fakta kondisi tektonik, sejarah, aktivitas, ini adalah sejarah dan sesarnya belum terpetakan secara kredibel. Contohnya, kalau di Lembang, Sesar Cimandiri itu jelas," sebutnya dalam konferensi pers secara daring, Jumat.
Baca juga: Gempa M 5,9 dan M 6,5 Tuban Terjadi di Zona Kegempaan Rendah, BMKG: Kami Surprise
Saat disinggung soal gempa M 6,5 yang menyertai gempa pertama M 5,9, Daryono berpandangan bahwa ada dinamika berbeda-beda dalam proses gempa, khususnya terkait sesar.
"Ada faktor yang memunculkan energi yang lebih besar. Dalam prosesnya ada bagian yang (gempa) pembukanya memang bagian rapuh, sehingga bagian itu ter-trigger kemudian memunculkan gempa lebih besar," ulasnya.
BMKG memastikan bahwa gempa Tuban M 5,9 dan M 6,5 merupakan satu rangkaian.
Baca juga: Cerita Keluarga Pasien RS soal Gempa Tuban: Kami Trauma, Sehari Rasakan Gempa 3 Kali
Sumber: Kompas.com (Penulis: Hendra Cipta, Kurnia Tarigan, Andhi Dwi Setiawan | Editor: Dita Angga Rusiana, Gloria Setyvani Putri, Pythag Kurniati), Antara, TribunKaltim.co
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.