"Beberapa hari masih menahan sakit, sebelum akhirnya ia bisa beradaptasi dan beraktivitas, meski hanya aktifitas ringan," jelas Leni.
Selama di rumah sakit, menurut Leni, anaknya terus mengeluh demam dan pusing. Hanya saja ia tak tahu apakah keluhan itu dampak dari proyektil yang ada di perutnya.
Meski sudah pulang ke rumah, dua minggu sekali Bela tetap harus kontrol ke RSUD Pariaman ditemani ibu dan pamannya.
Sekali kontrol, Leni harus mengeluarkan uang Rp 100.000 untuk biaya transportasi.
Kondisi keuangan yang pas-pasan membuat ibu rumah tangga itu harus meminjam ke tetangga dan sanak saudara.
Baca juga: Remaja Korban Peluru Nyasar di Medan Tewas, Kapolres Minta Maaf
"Saya mau anak saya lekas sembuh, meski harus minjam sana sini tidak masalah yang penting sembuh," ujar ibu rumah tangga itu.
Dalam kondisi puasa, keduanya berangkat ke rumah sakit menggunakan ojek, dilanjutkan dengan angkutan umum dan kembali naik ojek untuk sampai ke RSUD Pariamann.
Setelah kontrol kedua, Bela masih harus menjalani empat kali kontrol lagi hingga luka bekas operasinya yang gagal mengering.
"Berdasarkan anjuran dokter, Bela baru bisa menjalani operasi lagi dua bulan ke depan," katanya sembari menunggu di ruang tunggu pengambilan obat RSUD Pariaman, Kamis (21/3/2024).
Ia mengaku biaya berobat bela selama di rumah sakit memang ditanggung BPJS kesehatan, tapi untuk biaya transportasi tidak.
Walau berasal dari keluarg menengah ke bawah, Leni mengaku tak mendapatkan bantuan terkait kasus yang dialami anaknya.
"Harapan saya operasi pengeluaran peluru bisa berjalan lebih cepat dari yang ditentukan dokter," ungkap dia.
Baca juga: Polisi Sebut Peluru Nyasar yang Lukai Lansia di Makassar Berasal dari Senpi Pabrikan
Menurut Leni, anaknya mengalami trauma dan masih kesakitan dan sekolahnya terbengkalai.
Tak hanya berharap operasi pengangkatan proyektil segera dilakukan, Leni pun ingin pelaku penembakan serta motifnya bisa segera diungkap.
Kasat Reskrim Polres Pariaman AKP Muhamad Arvi membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, kasus tersebut dilaporkan oleh keluarga korban ke Polsek Sungai Geringging.
"Pelapor bernama Ali Mukminin (35), warga Katiduran Anggang Korong Kubu Pinjauan Nagari Kuranji Hilir, Kecamatan Sungai Limau. Sedangkan terlapor masih dalam lidik," terang Arvi.
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap pelaku penembakan tersebut.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Operasi Tidak Berhasil, Korban Luka Tembak di Padang Pariaman Jalani Hidup Bersama Sebutir Peluru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.