Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah SMP di Pariaman Jadi Korban Peluru Nyasar, Proyektil Bersarang di Perut Hampir Sebulan

Kompas.com - 22/03/2024, 15:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Bela Cintia (14), siswa kelas 3 MTs Pilubang, Pariaman, Sumatera Barat, menjadi korban peluru nyasar hampi sebulan yang lalu.

Tembakan dari orang tak dikenal mengenai perut Bela. Hingga kini, proyektil peluru masih bersarang di perut Bela.

Keluarga telah membuat laporan ke Polres Pariaman pada Kamis (25/2/2024).

Penembakan terjadi saat Bela pulang sekolah berjalan kaki bersama tujuh orang rekannya.

Baca juga: Pelajar di Kendari Terkena Peluru Nyasar Saat Tidur, Korban Sudah Dioperasi

Saat sampai di kawasan Sungai Lawai Korong Balekok, Nagari Kuranji Hulu, korban mendengar suara dentuman di atas atap rumah milik warga bernama Samar.

Secara bersamaan, korban merasakan sakit di bagian perut sebelah kiri. Ia pun terjatuh dengan kondisi berdarah.

Pihak keluarga kemudian membawa anak kelima dari enam bersaudara itu ke Puskesmas Sungai Limau.

Lali ia dievakuasi ke RSUD Pariaman. Pada Jumat (26/2/2024), Bela menjalani operasi, tetapi proyektil yang bersarang di perutnya gagal dikeluarkan.

"Kata dokter, posisinya (peluru) berpindah-pindah. Sehingga tidak bisa dikeluarkan," ujar Leni, ibu Bela mengingat detail percakapan dokter di pagi yang menegangkan itu.

Baca juga: Kronologi Siswi SMP di Kendari Kena Peluru Nyasar Saat Tidur

Dokter sempat meminta persetujuan pada Lena untuk melanjutkan operasi dengan risiko akan terjadi pendarahan pada Bela.

Persetujuan itu tak diaminkan oleh Leni dan meminta saran dokter agar anak gadisnya selamat.

Dokter pun memilih tak melanjutkan operasi dan luka tembak di perut bagian kiri Bela ditutup kembali.

Selama lima hari pertama dengan peluru di perut, Bela tak bisa bergerak sedikit pun dan hanya berbaring di atas kasur.

Semua aktivitas makan, minum, buang air besar dan buang air kecil dilakukan dalam kondisi terlentang.

Baca juga: Pelajar SMP di Kendari Terkena Peluru Nyasar Saat Tidur di Kamar, Punggung Korban Terluka

Setelah enam hari lebih, Bela memberanikan diri untuk bangun, walau masih belum bisa beraktivitas normal.

"Beberapa hari masih menahan sakit, sebelum akhirnya ia bisa beradaptasi dan beraktivitas, meski hanya aktifitas ringan," jelas Leni.

Selama di rumah sakit, menurut Leni, anaknya terus mengeluh demam dan pusing. Hanya saja ia tak tahu apakah keluhan itu dampak dari proyektil yang ada di perutnya.

Meski sudah pulang ke rumah, dua minggu sekali Bela tetap harus kontrol ke RSUD Pariaman ditemani ibu dan pamannya.

Sekali kontrol, Leni harus mengeluarkan uang Rp 100.000 untuk biaya transportasi.

Kondisi keuangan yang pas-pasan membuat ibu rumah tangga itu harus meminjam ke tetangga dan sanak saudara.

Baca juga: Remaja Korban Peluru Nyasar di Medan Tewas, Kapolres Minta Maaf

"Saya mau anak saya lekas sembuh, meski harus minjam sana sini tidak masalah yang penting sembuh," ujar ibu rumah tangga itu.

Dalam kondisi puasa, keduanya berangkat ke rumah sakit menggunakan ojek, dilanjutkan dengan angkutan umum dan kembali naik ojek untuk sampai ke RSUD Pariamann.

Rencana operasi dua bulan lagi

Setelah kontrol kedua, Bela masih harus menjalani empat kali kontrol lagi hingga luka bekas operasinya yang gagal mengering.

"Berdasarkan anjuran dokter, Bela baru bisa menjalani operasi lagi dua bulan ke depan," katanya sembari menunggu di ruang tunggu pengambilan obat RSUD Pariaman, Kamis (21/3/2024).

Ia mengaku biaya berobat bela selama di rumah sakit memang ditanggung BPJS kesehatan, tapi untuk biaya transportasi tidak.

Walau berasal dari keluarg menengah ke bawah, Leni mengaku tak mendapatkan bantuan terkait kasus yang dialami anaknya.

"Harapan saya operasi pengeluaran peluru bisa berjalan lebih cepat dari yang ditentukan dokter," ungkap dia.

Baca juga: Polisi Sebut Peluru Nyasar yang Lukai Lansia di Makassar Berasal dari Senpi Pabrikan

Menurut Leni, anaknya mengalami trauma dan masih kesakitan dan sekolahnya terbengkalai.

Tak hanya berharap operasi pengangkatan proyektil segera dilakukan, Leni pun ingin pelaku penembakan serta motifnya bisa segera diungkap.

Kasat Reskrim Polres Pariaman AKP Muhamad Arvi membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, kasus tersebut dilaporkan oleh keluarga korban ke Polsek Sungai Geringging.

"Pelapor bernama Ali Mukminin (35), warga Katiduran Anggang Korong Kubu Pinjauan Nagari Kuranji Hilir, Kecamatan Sungai Limau. Sedangkan terlapor masih dalam lidik," terang Arvi.

Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap pelaku penembakan tersebut.

Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Operasi Tidak Berhasil, Korban Luka Tembak di Padang Pariaman Jalani Hidup Bersama Sebutir Peluru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com