"Belum lagi kalau misal dituntut untuk punya anak. Selain itu, saat ini saya masih bebas melakukan apapun, menghabiskan uang untuk diri saya sendiri. Dan saya belum siap untuk membagi dengan orang lain," ujar Utami.
Bahkan jika menikah pun, Utami menyebut, akan memilih untuk childfree lantaran keadaan bumi yang tidak mendukung tumbuh kembang anak di masa depan.
"Menurut saya punya anak sangat berisiko. Saya juga belum siap untuk memikul tanggungjawab sebesar itu. Saya merasa dunia ini semakin tidak ramah anak, jadi kasian aja kalau tercipta manusia baru," ucap dia.
Baca juga: Angka Pernikahan di Indonesia pada 2023 Terendah sejak 1998
Sementara itu, Farah (35) mengatakan, tidak semua pasangan bisa mudah memutuskan untuk menikah. Biasanya, ada beberapa hal yang menghambat, seperti faktor keluarga, kepercayaan, hingga kesiapan finansial.
"Kalau kita terkendala beda agama. Karena aturannya kan harus nikah seagama. Ya sudah kita komitmen bareng-bareng, memang berpasangan tapi tidak berniat secara legal," tutur Farah.
Dirinya menyebut, standar pernikahan di Indonesia juga terbentuk dari konstruksi sosial. Tak heran, jika banyak masyarakat yang mepertanyakan status pernikahan pada dirinya.
"Dampaknya ke stereotipe masyarakat. Tapi selama yang menjalani kita bersama, omongan orang lain bodo amat. Karena kita juga punya hak. Yang terpenting kita menjalani dengan bahagia," pungkas Farah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.