Selidik punya selidik, ternyata hal ini mereka lakukan karena sebagian besar warga di daerah tersebut merupakan keturunan Bugis yang tinggal di perantauan.
Selain bertujuan memperkenalkan adat orang Bugis, penggunaan pakaian adat ini dimaksudkan agar mereka tidak lupa dengan kampung halaman.
Berbagai cara dilakukan oleh petugas TPS untuk meningkatkan partisipasi pemilih, salah satunya dengan memberi hadiah dan doorprize.
TPS 026 Denpasar, Bali yang mengusung tema Hari Valentine memanjakan pemilih dengan memberikan apresiasi berupa cokelat dan wafer cokelat kepada 100 pemilih pertama dari total 280 jumlah pemilih terdaftar, sementara sisanya mendapatkan permen.
Yang lebih menarik adalah pemberian doorprize yang dilakukan di TPS 002 di Desa Kedungdowo, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Di TPS ini, warga bisa mendapat undian sepeda gunung atau 20 doorprize bagi 20 orang pemilih pertama yang telah disediakan.
Bhabinkamtibmas Briptu Fandi dan Babinsa Sertu Agus berinovasi bersama KPPS sengaja menyiapkan hadiah bagi warga yang datang ke TPS untuk memberikan suara pada Pemilu 2024.
Hal unik lainnya ada pada penggunaan tinta pemilu yang memberi tanda bagi seseorang yang telah memberikan hak suaranya.
Setiap pemilih yang telah menggunakan hak suaranya di TPS akan diwajibkan untuk mencelupkan jarinya ke dalam tinta khusus yang telah dipersiapkan.
Tinta pemilu yang disediakan oleh KPU biasanya akan berwarna biru tua atau ungu tua.
Namun pada TPS yang ada Kampung Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kota Cirebon, Jawa Barat ada tradisi unik yaitu menggunakan tinta kunyit sebagai tinta pemilu.
Dilansir dari laman Antara, Penggunaan tinta kunyit ini merupakan sebuah kearifan lokal dan memang telah disediakan khusus oleh KPU Kota Cirebon.
Hal ini untuk mengakomodir tradisi lokal, di mana warga percaya kalau tinta kunyit ini tidak menghalangi air wudhu.