Pemandangan yang pertama kali nampak saat berkunjung ke ruang sekretariat pengurus Kelenteng Hok Tek Bio Purbalingga adalah karikatur presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid.
Meskipun Gus Dur sudah lama tutup usia, namun semangat perjuangannya masih tetap lestari hingga saat ini.
Buah pemikirannya tentang pluralisme menginspirasi banyak hati dan menjadi warisan lintas generasi.
Baca juga: Curhat Perangkat Desa Purbalingga ke Ketua MPR: Kami Pakai Seragam Keki, tetapi Status Tidak Jelas
Wakil Ketua Pengurus Kelenteng Hok Tek Bio Purbalingga, Lim Ngan Min meyakini tahun Naga Kayu akan menjadi tonggak keharmonisan antarumat beragama di Kota Perwira.
“Layaknya shio, manusia juga diciptakan beraneka ragam. Bagi saya, merawat keberagaman dan aktif di kegiatan sosial juga bernilai ibadah,” ungkap pria bersenyum lebar itu.
Untuk itu, pada ibadah Zhu Xi atau doa penutup tahun, jemaah Kelenteng Purbalingga berharap Pemilu 2024 dapat berjalan damai dan melahirkan pemimpin yang bisa merawat kebhinekaan.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Sarif Hidayat menetapkan Kelenteng Hok Tek Bio sebagai basis Kampung Moderasi Beragama sekaligus Miniatur Kerukunan Umat Beragama.
“Kelenteng Purbalingga dapat menjadi contoh kehidupan beragama di Indonesia, Di sini, setiap peribadatan berjalan dengan aman dan warga masyarakatnya dapat bersatu untuk aksi sosial,” terangnya.
Baca juga: Ribuan Warga Pangkalpinang Padati Kelenteng Kwan Tie Miau, Tonton Barongsai
Sutikno, anggota Relawan Ittihadul Falah (RIF) yang aktif terlibat dalam kegiatan kelenteng juga mengamini hal tersebut. Walau RIF masih terafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU), tapi dia tak pernah segan untuk bergaul dengan warga kelenteng.
“Tujuan kami sama yakni kemanusiaan, jadi tidak memandang suku, ras, atau agama,” ucapnya.
Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Purbalingga, Suprapto juga memiliki penilaian yang sama.
Kelenteng Hok Tek Bio Purbalingga memiliki potensi besar melahirkan kader-kader kemanusiaan dari kelompok yang selama ini tak tersentuh.
“Dalam lingkup kebencanaan, segala sektor dan segala lini ikut bertanggung jawab. Kami sangat terbantu dengan keberadaan relawan kelenteng dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB),” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.