Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang Akan Bagikan 9 Ton Beras Saat Imlek

Kompas.com - 08/02/2024, 11:45 WIB
Heru Dahnur ,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Kelenteng Kwan Tie Miau di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, bersiap menyambut tahun baru Imlek 2024.

Setelah pembersihan patung dewa, halaman kelenteng dipersiapkan untuk pertunjukan barongsai dan naga.

Baca juga: Resep Tahu Goreng Ikan Tenggiri, Camilan Praktis untuk Imlek

"Ada enam klub yang akan mengisi acara barongsai dan naga. Pertunjukan Jumat (9/2/2024) malam bertepatan dengan malam tahun baru Imlek," kata pengurus kelenteng, Koh Apo, kepada Kompas.com, Kamis (8/2/2024).

Selain pertunjukan seni, kelenteng juga menghimpun sumbangan beras dari berbagai donatur.

Pada perayaan Imlek dan Cheng Beng nanti diperkirakan terkumpul 9 ton beras. Selanjutnya, beras tersebut dibagikan pada warga yang membutuhkan. Masing-masing mendapatkan 5 kilogram.

"Sekarang kami sedang pengemasan 5 kilogram untuk dibagikan setelah Imlek," ujar Koh Apo.

Baca juga: Ganjil Genap Puncak Berlaku pada Libur Panjang Isra Miraj dan Imlek

Penerima bantuan beras, kata Koh Apo, merupakan warga di sekitar kelenteng yang membutuhkan.

Mereka tidak hanya dari kalangan umat Khonghucu, tapi juga dari lintas agama.

"Yang berhak kita berikan bantuan beras, tidak lihat agamanya apa," ujar Koh Apo.

Dia berharap, perayaan Imlek yang diyakini sebagai tahun naga kayu, bisa memberikan kedamaian dan kemakmuran bagi masyarakat.

"Naga kayu diyakini sebagai kekuatan dan kesejukan, semoga alam memberikan kemakmuran dan kedamaian," harap Koh Apo.

Kelenteng Kwan Tie Miau merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kepulauan Bangka Belitung.

Kelenteng diduga didirikan pada tahun 1841 Masehi, dapat dilihat dari angka tahun aksara Cina pada satu lonceng di kelenteng dan diresmikan pada tahun 1846 Masehi.

Baca juga: Jelang Perayaan Imlek, Harga Ayam Potong di Semarang Naik

Sejarawan Bangka Belitung Akhmad Elvian mengatakan, kelenteng awalnya bernama Kwan Tie Bio. Kemudian sempat dilakukan beberapa kali renovasi karena terbakar.

"Pada zaman Orde Baru sempat diganti nama menjadi kelenteng Amal Bakti, kemudian diubah lagi menjadi kelenteng Kwan Tie Miau seperti saat ini," ujar Elvian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com