Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Penipuan Berkedok APK, Polda Sumsel Keluarkan Imbauan Jangan Asal Klik

Kompas.com - 10/02/2024, 16:53 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Penipuan dengan modus mengirimkan APK lewat aplikasi WhatsApp sering terjadi di Sumatera Selatan. Sehingga, pihak kepolisian pun mengeluarkan imbauan agar warga tak menjadi korban.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Sumatera Selatan, Kombes Pol Sunarto meminta, masyarakat yang menggunakan ponsel pintar atau smartphone untuk lebih berhati-hati.

Sebab, para pelaku sering mengincar korban yang kurang teliti saat menggunakan aplikasi WhatsApp.

“Jadi, bila ada APK dikirim oleh nomor asing jangan asal klik, karena modusnya begitu,” kata Sunarto, Sabtu (10/2/2024).

Baca juga: Penipuan oleh Perwira Polisi di Palembang, Uang Rp 225 Juta dari Korban Habis Dipakai

Selain APK, pelaku juga sering mengirimkan link berkedok undangan digital. Bila tak teliti data para penggunanya bisa langsung diambil pelaku untuk menguras rekening korban.

“Ada juga yang berpura-pura mengirimkan barang dan meminta data pribadi, ini juga harus diwaspadai, karena modus yang digunakan pelaku bermacam-macam,” imbuhnya.

Baca juga: Merespons soal APK Paslon 02 yang Hilang Jelang Kedatangannya di Banyuwangi, Ganjar: Laporkan Saja!

Pelaksana Tugas (Plt) Kasubbid Penmas, Kompol Astuti menambahkan, pelaku kejahatan via online ini sering mengambil data korban untuk memeroleh keuntungan pribadi.

Bahkan, pelaku dapat mengambil alih akun WhatsApp dan digunakan meminta sejumlah uang kepada kolega, kerabat, dan keluarga pemilik.

“Pelaku hanya butuh waktu beberapa detik untuk menguras data pribadi kita, terlebih lagi di hp itu ada mobile banking ini harus diwaspadai,” ujarnya.

Bila menjadi korban, Polri telah mengeluarkan pelaporan online lewat link atau Scan QR polri.go.id/banpolonline.

“ Laporan masyarakat akan segera ditindaklanjuti polisi, lewat laporan tersebut,” ujarnya.

Sekadar mengingatkan, Polda Sumsel telah beberapa kali mengungkap kasus penipuan dengan modus mengirimkan APK.

Pelaku pertama adalah seorang pria berinisial ES (23) yang tercatat sebagai warga Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Ia ditangkap pada Rabu (27/9/2023).

Modus yang digunakan ES adalah dengan mengirimkan tautan APK surat tilang. Bahkan, korban dari ES harus kehilangan uang Rp 2,3 miliar setelah mengklik tautan tersebut.

Lalu aksi kejahatan yang sama kembali terbongkar pada Kamis (26/10/2023). Polisi menangkap Doni Antoni yang juga warga OKI atas kasus kejahatan “phising” dengan modus mengirimkan APK.

Korban dari kejahatan ini pun mengalami kerugian mencapai Rp 1,4 miliar setelah data pribadinya diambil alih Doni.

Kemudian, pada Kamis (28/12/2023), Wakapolres Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Kompol Farida Aprilia ikut menjadi korban.

Nomor handphonenya diretas oleh orang yang tak bertanggung jawab. Pelaku pun mengirimkan APK berupa undangan kepada seluruh kontak di nomor WhatsApp tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com