Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Toleransi dalam Sepotong Makanan di Pecinan Semarang

Kompas.com - 10/02/2024, 16:47 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com - Perayaan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili di Kawasan Pecinan Semarang, Jawa Tengah (Jateng), meriah.

Setidaknya 500 lampion mewarnai penyambutan Tahun Naga Kayu tersebut.

Tampak gerbang masuk Pecinan dipercantik. Sederet lampion menambah kemeriahan ketika memasuki Gang Warung sampai Gang Baru.

Baca juga: Imlek di Vihara Dharma Ramsi Bandung Berjalan Khidmat, Meski Tiada Barongsai

Lampion-lampion terpasang menggantung menambah semarak Imlek yang dirayakan hari ini.

Selain mempunyai sejarah panjang, warga Tionghoa di Kota Semarang juga melahirkan tradisi yang kental akan toleransi.

Setiap menjelang Imlek, warga Pecinan Semarang mengadakan tradisi "Tuk Panjang". Tuk Panjang merupakan gambaran toleransi warga Tionghoa di Pecinan Semarang.

Baca juga: 1.000 Lampion Terangi Perayaan Imlek di Kelenteng Dewi Kwan Im Palembang

Tradisi tersebut tak hanya diikuti warga Tionghoa, warga non-Tionghoa juga mengikutinya.

Dalam acara tersebut, berbagai hidangan disuguhkan seperti kue keranjang kukus santan yang melambangkan harapan tutur kata yang baik.

Ada pula nasi hainan, tujuh macam sayur hijau, yang masing-masing punya lambang dan harapan baik.

Serta berbagai menu lain seperti lumpia dan aneka makanan sebagai wujud akulturasi budaya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, R Wing Wiyarso menambahkan, jika prosesi Tuk Panjang ini rutin dilakukan di Kawasan Pecinan untuk menyambut tahun baru Imlek.

Menurutnya, tradisi tersebut selalu ditunggu-tunggu masyarakat karena penyelenggaraannya selalu meriah dengan dihadiri banyak perwakilan masyarakat.

"Ini ada filosofinya, makan bersama yang mewujudkan kerukunan umat beragama karena ada berbagai macam etnis yang ikut memeriahkan," kata Wing, Sabtu (10/2/2024).

Menurutnya, akulturasi budaya ini sebenarnya melekat di Kota Semarang dan sebagai kekuatan Ibu Kota Jateng dari segi pariwisata dan lainnya.

"Akulturasi budaya, harapannya menjadi semangat menjaga toleransi di kota ini," bebernya.

Sementara itu, Ketua Komunitas Pecinan Semarang Untuk Pariwisata (Kopi Semawis), Haryanto Halim menjelaskan, tradisi Tok Panjang merupakan bentuk keharmonisan dan kerukunan antar-umat beragama di Pecinan.

"Ini coba diangkat ke jalan sebagai wujudkan keharmonisan dan kerukunan," ujar Halim.

Tradisi Tok Panjang biasanya dilakukan orang Tionghoa di rumah orang paling tua.

Namun, di Pecinan Semarang berbeda karena tak hanya orang Tionghoa yang merayakannya.

"Karena keluarga yang datang banyak, akhirnya banyak meja yang disusun memanjang," kata dia.

Altar Gus Dur

Gedung Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong atau Rasa Dharma terdapat altar Presiden Ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Peletakan altar Gus Dur di Pecinan bukan tanpa sebab. Gus Dur dinilai berjasa bagi warga Tionghoa Indonesia.

Pengurus Yayasan Rasa Dharma, WS Andi Gunawan mengatakan, warga Tionghoa merasa terbantu saat Gus Dur menjadi Presiden Indonesia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangkap Ikan di Perbatasan RI-Australia Tanpa Dokumen, 13 Warga Ditangkap

Tangkap Ikan di Perbatasan RI-Australia Tanpa Dokumen, 13 Warga Ditangkap

Regional
Serahkan Formulir Pendaftaran Bacabup, Mantan Wabup Banyumas Berharap Dapat Rekomendasi PDI-P

Serahkan Formulir Pendaftaran Bacabup, Mantan Wabup Banyumas Berharap Dapat Rekomendasi PDI-P

Regional
Caleg Terpilih DPRD Dompu Dilaporkan atas Dugaan Ijazah Palsu

Caleg Terpilih DPRD Dompu Dilaporkan atas Dugaan Ijazah Palsu

Regional
Penumpang Kapal Feri Ceburkan Diri ke Laut, Diduga Depresi 

Penumpang Kapal Feri Ceburkan Diri ke Laut, Diduga Depresi 

Regional
Dilepas Ribuan Orang, Masa Jabatan Wali Kota Padang Berakhir Hari Ini

Dilepas Ribuan Orang, Masa Jabatan Wali Kota Padang Berakhir Hari Ini

Regional
Bayi Berusia 5 Hari Dibunuh dan Jasadnya Dibuang ke Kebun Sawit di Kampar, Riau

Bayi Berusia 5 Hari Dibunuh dan Jasadnya Dibuang ke Kebun Sawit di Kampar, Riau

Regional
2 Pasangan Calon Independen Mendaftar untuk Pilkada Lhokseumawe

2 Pasangan Calon Independen Mendaftar untuk Pilkada Lhokseumawe

Regional
Pria di Sumsel Tewas Saat Nonton Organ Tunggal, Diduga 'Overdosis' Ekstasi

Pria di Sumsel Tewas Saat Nonton Organ Tunggal, Diduga "Overdosis" Ekstasi

Regional
Bus AKAP Masuk Jurang Sedalam 50 Meter di Lampung

Bus AKAP Masuk Jurang Sedalam 50 Meter di Lampung

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pilkada Kota Semarang 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Pilkada Kota Semarang 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Regional
Cerita Ace, Berawal dari Pramuka Kini Jadi Koordinator Tagana Jateng

Cerita Ace, Berawal dari Pramuka Kini Jadi Koordinator Tagana Jateng

Regional
Banjir Lahar di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas 43 Orang

Banjir Lahar di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas 43 Orang

Regional
Mengantuk, Pelajar Bonceng Tiga di Magelang Nyungsep di Sungai Pabelan, Dirawat di RSUD Muntilan

Mengantuk, Pelajar Bonceng Tiga di Magelang Nyungsep di Sungai Pabelan, Dirawat di RSUD Muntilan

Regional
Kisah Liza Mencari 5 Anggota Keluarganya yang Hilang Usai 'Galodo' Sumbar Menerjang

Kisah Liza Mencari 5 Anggota Keluarganya yang Hilang Usai "Galodo" Sumbar Menerjang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com