Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Toleransi dalam Sepotong Makanan di Pecinan Semarang

Kompas.com - 10/02/2024, 16:47 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Reni Susanti

Tim Redaksi

"Jasa Gus Dur untuk warga Tionghoa begitu besar," jelasnya kepada Kompas.com.

Dia menjelaskan, altar Gus Dur sengaja diletakan di Gedung Rasa Dharma untuk menghormati arwah para leluhur termasuk arwah mendiang Gus Dur.

"Jadi ini diletakkan di sini sebagai wujud penghormatan,” katanya.

Tak hanya meletakkan altar, warga Tionghoa juga mengadakan doa bersama untuk arwah Gus Dur ketika menjelang Hari Imlek dan saat haul Gus Dur.

"Kalau berdoa untuk Gus Dur dan haul itu rutin tahunan," imbuh Andi.

Menurutnya, hanya Gedung Rasa Dharma Pecinan, Kota Semarang, yang ada papan arwah atau altar Gus Dur di Indonesia.

Bentuk altar Gus Dur juga dibuat dengan filosofi dan bentuk altar sesuai dengan anjuran Gus Mus yang merupakan sahabat Gus Dur.

Daging babi diganti kambing dan sapi

Untuk menghormati Gus Dur dan warga muslim, menu makanan sajian altar yang biasanya daging babi diganti dengan daging kambing.

"Biasanya ada tiga sajian seperti daging ikan, ayam, dan babi. Namun untuk babi diganti dengan daging kambing," ungkapnya.

Selain daging babi, warga Tionghoa di Rasa Dharma juga tidak menyajikan daging sapi. Hal ini mengingat ada kalangan warga yang tidak memakan sapi.

"Inilah contoh keberagaman dan toleransi,"ujarnya.

Dia menambahkan, ketika Imlek warga Tionghoa juga mengadakan acara basuh kaki orangtua yang diadakan di Gedung Rasa Dharma.

"Acara ini tahunan setiap menjelang Imlek sebagai simbol penghormatan kepada orangtua," imbuhnya.

Sejarah warga Pecinan Semarang

Penjual dupa di Pecinan Semarang, Jawa Tengah ditinggalkan pembeli.KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf Penjual dupa di Pecinan Semarang, Jawa Tengah ditinggalkan pembeli.

Pemerhati Sejarah Kota Semarang, Johanes Christiono mengatakan, sebelum di Pecinan, dulunya warga Tionghoa banyak yang berada di kawasan Sam Poo Kong.

"Pecinan yang membentuk Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC)," jelasnya kepada kompas.com, Kamis (8/2/2024).

Setelah melakukan perlawanan, warga Tionghoa dipindahkan ke pinggiran Kali Semarang yang saat itu dekat dengan pusat Kota Semarang (Kota Lama saat ini).

"Jadi di situ ada benteng. Sementara orang Cina ini di luar benteng. Tujuannya agar mudah diawasi," kata dia.

Berdasarkan buku "Riwayat Kota Lama Semarang" sekitar abad ke -18, VOC mulai mengharuskan orang-orang Tionghoa di Semarang bermukim di suatu wilayah.

Chinezen Kamp atau Kawasan Pecinan yang saat ini berada di Kecamatan Semarang Barat itu dipilih VOC sebagai permukiman warga Cina.

Pembuatan permukiman Pecinan tersebut dibangun pasca-berakhirnya Perang Semarang pada 1741.

Tionghoa dan Jawa melawan VOC

Perang Semarang merupakan konflik bersenjata yang melibatkan VOC di satu pihak melawan orang-orang Tionghoa dan Jawa di pihak lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Regional
Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Regional
Petualangan 'Geng Koboi' di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Petualangan "Geng Koboi" di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Regional
Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Regional
6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

Regional
Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Regional
Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Regional
Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Regional
Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Regional
Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Regional
KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

Regional
Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Regional
Calon Perseorangan Serahkan Bukti Dukungan untuk Pilkada Pandeglang dan Tangerang

Calon Perseorangan Serahkan Bukti Dukungan untuk Pilkada Pandeglang dan Tangerang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com