Sioe Hok Bio merupakan kelenteng pertama yang dibangun dipecinan Semarang. Kelenteng tersebut dibangun pada 1753.
Kemudian, disusul Kelenteng Tek Hay Bio pada 1756 dan Tay Kak Sie pada 1771.
Ketua Yayasan Kelenteng Sioe Hok Bio, Lie Gei Hong (73) mengatakan, keberadaan Kelenteng Sioe Hok Bio menjadi pertanda keberadaan warga Tionghoa di pecinan.
"Sebelumnya orang China itu ada di Kawasan Sam Poo Kong (Gedung Batu)," kata Lie, saat ditemui Kompas.com di Kelenteng Sioe Hok Bio.
Berdasarkan arsip yang dia peroleh, keberadaan Kelenteng Sioe Hok Bio di pecinan Semarang juga ada campur tangan Oei Tjie Sien.
Bagi warga Semarang, nama Oei Tjie Sien sudah tak asing.
Oei Tjie Sien merupakan ayah Oei Tiong Ham yang dijuluki sang 'Raja Gula' terbesar di dunia.
"Yang bawa patung dewa ke Kelenteng Sioe Hok Bio itu Oei Tjie Sien," kata dia.
Oei Tjie Sien membawa patung dewa menggunakan perahu dari China ke Kota Semarang.
"Beliau bawa Dewa Bumi dari China ke sini pakai kapal," ucap Lie.
Baca juga: BPBD Kota Semarang Petakan 89 TPS Rawan Banjir dan Rob
Sejak pertama kali berdiri, kelenteng tersebut berukuran tidak terlalu besar. Luasan bangunannya hanya sekitar 9×25 meter.
Saat ini Kelenteng Sioe Hok Bio diapit ruko besar dan masuk ke dalam cagar budaya.
Bentuk bangunan tidak banyak berubah walaupun ada beberapa yang sudah direnovasi.
"Yang sering direnovasi bagian lantai, sudah tiga kali. Sebelum pakai granit Italia dulu lantainya itu pasir semen warna merah," kenang dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.