Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Pendidikan Buton Selatan Bantah Ada Unsur KKN dalam Perekrutan P3K

Kompas.com - 17/01/2024, 21:35 WIB
Defriatno Neke,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

BUTON SELATAN, KOMPAS.com – Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara membantah, pihaknya melakukan praktik KKN dan melakukan kecurangan dalam pelaksaan perekrutan P3K guru honorer.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Buton Selatan La Makiki, perekrutan P3K guru honorer telah memenuhi syarat dan aturan.

Baca juga: Aksi Unjuk Rasa Guru Honorer di Buton Ricuh, Kadis Pendidikan Dianggap Lakukan KKN

“Tidak ada unsur KKN dalam perekrutan P3K. Tidak ada kecurangan, semua mengacu pada mekanisme yang ada itu, beda itu artinya ada tambahan dengan hasil test murni, ada tambahan untuk daerah mengacu pada permendikbud,” kata La Makiki saat dihubungi via telepon, Rabu (17/1/2023).

Ia menjelaskan, peserta yang mengikuti P3K semuanya sudah memenuhi syarat mekanisme termasuk lama pengabdian yang tidak ditolak oleh sistem.

Kecuali bila peserta tersebut melalui jalur umum, biar lama mengabdi hanya 6 bulan atau 1 tahun tidak jadi masalah.

”Kalau jalur khusus tidak bisa karena ada sistem. Kalau tidak cukup tahun tidak diterima dan ditolak oleh sistem. Kalau mengabdi 2 tahun ditolak oleh sistem, kecuali minimal 3 tahun dengan jalur khusus,” ujarnya

“Itu kan sudah sesuai dengan aturannya bahwa SKTT ada di permendikbud nomor yang keberapa itu bahwa diberi kewenangan untuk tambahan, itu saja. Saya kira tidak ada (kecurangan) semua sesuai mekanisme. Kalaupun ada yang puas dan tidak puas pasti ada,” ucap La Makiki.

Baca juga: Ganjar Menginap di Rumah Guru Honorer di Tegal, Disambut dan Dijamu Warga

Sebelumnya diberitakan, Aksi unjuk rasa yang dilakukan puluhan guru honorer di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, ricuh, Selasa ( 16/1/2024).

Kericuhan ini terjadi saat puluhan guru honorer berusaha menyegel kantor dinas pendidikan buton selatan namun dihalangi pegawai dinas pendidikan, petugas Satpol PP dan polisi.

“Kita mau segel kantor dinas pendidikan, kami anggap kadis penididkan sebagai tim penilai seleksi kompetensi teknis tambahan (SKTT) ini diduga melakukan korupsi kolusi dan nepotisme,” kata Nuyan, Koordinator Aksi, saat ditemui di Kantor Dinas Pendidikan Buton Selatan, Selasa (16/1/2024).

Sebelumnya, puluhan guru honorer melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Dinas Pendidikan.

Mereka memprotes hasil test SKTT pada pengangkatan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) di Kabupaten Buton Selatan yang syarat dengan kecurangan.

Massa menuding puluhan guru honorer yang tidak memenuhi syarat sengaja diloloskan dengan mendongkrak nilai SKTT, akibatnya sebanyak 80 guru honorer yang sudah mengabdi hingga 12 tahun tidak lolos meskipun telah lulus syarat penilaian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com