KOMPAS.com - Sungai Cikapundung adalah sungai terpanjang yang membelah Kota Bandung, Jawa Barat.
Sungai ini merupakan satu dari 13 anak sungai utama yang memasok air untuk Sungai Citarum.
Baca juga: Pj Gubernur Jabar Minta Perbaikan Tanggul Sungai Cikapundung yang Jebol Selesai Hari Ini
Dilansir dari laman Prokopim Kota Bandung, nama Sungai Cikapundung berasal dari bahasa Sunda, yaitu ‘Ci’ yang rtinya sungai (ci, cai: air) dan ‘Kapundung’ dari kapundung atau kepundung (Baccaurea spp) yang merupakan dan nama sejenis buah-buahan.
Baca juga: Jembatan Cika-Cika, Sensasi Baru Nikmati Pemandangan Sungai Cikapundung Bandung
Bagi warga Kota Bandung, Sungai Cikapundung menjadi salah satu sumber air bersih.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung membangun instalasi penyadapan di sepanjang aliran Sungai Cikapundung, tepatnya di daerah Dago Pakar, Dago, dan Badak Singa.
Baca juga: Pemkot Bandung Perbaiki Tanggul Cikapundung Pemicu Banjir di Braga
Dilansir dari laman Citarum Harum Juara, Sungai Cikapundung memiliki panjang mencapai 28 km dan bermuara di Sungai Citarum.
Sungai Cikapundung berhulu di sekitar Gunung Bukit Tunggul dan Gunung Pangparang di Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung dan mengalir ke arah barat.
Di wilayah Lembang atau di Curug Omas, aliran Sungai Cikapundung bertemu dengan Sungai Cigulung yang berhulu di Gunung Tangkuban Parahu.
Aliran sungainya kemudian berbelok mengalir ke selatan melewati Kota Bandung dan bermuara ke Sungai Citarum.
Semantara anak sungainya meliputi Sungai Cipanjalu, Sungai Cigulung, Sungai Ciumbuleuit, Sungai Cipaganti, Sungai Cipalasari, dan Sungai Cikapundung Kolot.
Dilansir dari laman citarum.bappenas.go.id, Sungai Cikapundung memiliki luas daerah tangkapan di bagian hulu seluas 111,3 km², di bagian tengah seluas 90,4 km² dan di bagian hilir seluas 76,5 Km².
Aliran sungai ini melintasi beberapa kecamatan di tiga kabupaten kota, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.
Di Kota Bandung, aliran Sungai Cikapundung melintasi Kecamatan Cilengkrang, Kecamatan Cidadap, Kecamatan Coblong, Kecamatan Bandung Wetan, Kecamatan Cicendo, Kecamatan Sumur Bandung, Kecamatan Regol, Kecamatan Lengkong, dan Kecamatan Bandung Kidul.
Di Kabupaten Bandung Barat, aliran Sungai Cikapundung melintasi Kecamatan Lembang.
Sementara di Kabupaten Bandung, aliran Sungai Cikapundung melintasi Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Cimenyan.
Selain menjadi sumber air bersih bagi warga Kota Bandung, Sungai Cikapundung juga memiliki beberapa fungsi penting.
Dilansir dari laman citarum.bappenas.go.id, Sungai Cikapundung juga menjadi drainase utama pusat kota serta penggelontor kotoran dan pembuangan limbah domestik maupun industri sampah kota.
Aliran Sungai Cikapundung juga dimanfaatkan sebagai sumber energi hijau dengan adanya instalasi di PLTA Bengkok dan PLTA Dago Pojok yang dikelola oleh PT Indonesia Power-Unit Saguling.
PLTA Bengkok dan PLTA Dago Pojok ini merupakan peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1923.
Sungai Cikapundung juga sempat menjadi sarana irigasi pertanian. Sayangnya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan Kota Bandung, instalasi tersebut tidak berfungsi secara efektif.
Dilansir dari laman Prokopim Kota Bandung, terdapat gurauan yang menyebut bahwa Sungai Cikapundung adalah sungai terpanjang di dunia
Hal ini karena Sungai Cikapundung memang mengalir melewati Jalan Asia Afrika yang menjadi salah satu ikon Kota Bandung.
Pada masa lalu, kepopuleran Sungai Cikapundung bahkan sejajar dengan Jalan Braga yang jadi ikon Parijs van Java.
Bahkan pada sekitar tahun 1960-an, nama sungai ini diabadikan dalam lagu yang dibawakan Titim Fatimah berjudul "Cikapundung", dan juga dalam lagu pop Sunda berjudul "Sorban Palid".
Seperti sungai-sungai di daerah perkotaan lainnya, Sungai Cikapundung juga tidak lepas dari berbagai masalah.
Dikutip dari laman Prokopim Kota Bandung, sungai ini pernah beberapa kali kebanjiran sejak tahun 1919 hingga menjelang kemerdekaan di tahun 1945.
Kondisi Sungai Cikapundung makin memprihatinkan seiring dengan dengan padatnya pemukiman penduduk yang mengepung bantaran sungai di sepanjang alirannya.
Berbagai permasalahan timbul seperti kondisi bantaran sungai yang kumuh, sedimentasi yang sangat tinggi hingga mengakibatkan pendangkalan, banyaknya pipa-pipa pembuangan yang mengarah langsung ke sungai, hingga permasalah sampah yang ikut terbawa aliran sungai.
Lebih lanjut, Pemerintah Kota Bandung telah memasukkan Sungai Cikapundung dalam salah satu prioritas program kegiatan dalam rencana pembangunan, baik jangka menengah (2009-2013) dan jangka panjang (2005-2025).
Penataan kawasan sungai juga dilakukan dengan membangun ruang publik untuk mengembalikan kembali kawasan sepadan kepada fungsi lindungnya.
Salah satunya adalah dengan melakukan penataan di sepanjang Kawasan Sempadan Sungai Cikapundung, termasuk membangun Teras Cikapundung (Tercik) yang diresmikan pada 2016.
Ada juga pembangunan Cikapundung Kolot (Ciko) yang terbagi menjadi Ciko Arena 1, Ciko Arena 2, Ciko Arena 3, Ciko Arena 4, dan Ciko Arena 5.
Rehabilitasi Sungai Cikapundung juga dilakukan melalui program Gerakan Cikapundung Bersih yang didukung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat.
Pemulihan juga dilakukan Pemerintah Kota Bandung melalui program Citarum Harum dengan memasang trashrack untuk menjaring sampah di sejumlah tempat.
Pada 2023 lalu juga telah diresmikan IPAL Grey Water di Ciko Arena 4 sebagai salah satu upaya pengelolaan air di Kota Bandung, terutama untuk mengatasi masalah pencemaran yang berasal dari air limbah rumah tangga.
Sumber:
berita.prokopim.bandung.go.id
citarumharum.jabarprov.go.id
citarum.bappenas.go.id
citarum.bappenas.go.id
jabar.tribunnews.com
bandung.go.id
bandung.go.id