NUNUKAN, KOMPAS.com – Sebuah unggahan video seorang warga menghancurkan ujung jalan semenisasi, tiba tiba menjadi viral dan menuai sorotan banyak kalangan di Nunukan, Kalimantan Utara.
Video dengan durasi sekitar 20 detik tersebut memperlihatkan seorang pria mengenakan kaos dan celana pendek hitam, menghancurkan ujung jalan proyek semenisasi menggunakan palu godam.
Lokasi jalan semenisasi, berada di RT 03 Pasar Jamaker, Nunukan Barat. Video tersebut, menjadi bahan obrolan di banyak tempat nongkrong dan warung warung kopi di Nunukan.
Baca juga: Viral, Video Mobil Polisi Kejar Minibus di Tegal, Bak Adegan Film Aksi...
‘’Sebenarnya bukan dirusak atau dihancurkan itu jalannya, tapi dibikin supaya kendaraan bisa naik ke jalan. Warga yang punya kendaraan sulit lewat karena jalan semenisasi dibangun satu sisi dengan kondisi pinggiran setinggi 20 cm, sehingga menyulitkan mobil yang hendak lewat,’’ ujar salah satu tokoh masyarakat RT 03 Jamaker, Bahtiar, ditemui Senin (8/1/2023).
Bahtiar menyesalkan proyek yang seharusnya bisa dinikmati masyarakat, malah menjadi penghalang pengguna kendaraan untuk beraktivitas.
Jalan semenisasi tersebut, dibuat hanya di sisi bagian kiri gang berukuran sekitar 250 meter, dengan lebar sekitar 5 meter, yang berada di pemukiman padat penduduk.
‘’Bisa dilihat sendiri, semenisasi dibangun setengah saja dari badan jalan, dan panjangnya hanya 55 meter, dengan ketebalan sekitar 20 cm. Di semua sisi jalan tidak dibuat landai, sehingga ban kendaraan akan sulit naik ke badan jalan,’’ jelas Bahtiar.
Kondisi jalan semenisasi yang seakan menyerupai sebuah papan tebal yang diletakkan di sisi jalan, membuat warga yang memiliki mobil, berinisiatif membuat bantalan jalan agar landai, dan bisa dilewati kendaraan.
‘’Makanya ada warga sini yang menghancurkan ujung jalan untuk ditambal semen agar mobil atau motor bisa naik ke atas jalan. Kalau setebal 20 cm, ujungnya berbentuk persegi, mana bisa kendaraan naik ke badan jalan,’’j elasnya.
Bahtiar menyayangkan adanya narasi di media social yang seakan akan menghakimi warga yang telah berusaha memudahkan kendaraan agar bisa naik ke atas jalan semenisasi tersebut.
Bahtiar sendiri mengaku kesal dengan adanya jalan dimaksud. Posisi jalan yang lebih tinggi dari perumahan warga, mengakibatkan genangan air, kian parah.
RT 03, merupakan kawasan banjir dan selalu tergenang kala hujan mengguyur.
‘’Kami tidak menyalahkan adanya pembangunan jalan semenisasi. Tapi tolonglah lebih realistis. Sudahlah jalannya hanya separuh, yang malah menyulitkan warga lewat, banjir juga semakin parah. Kalau diminta memilih, kami memilih perbaikan drainase saja agar tidak selalu banjir di tempat kami,’’ kata Bahtiar.
Lurah Nunukan Barat, Julziansyah, mengaku tidak tahu menahu terkait keberadaan proyek semenisasi di RT 03 Jamaker.
Ia baru tahu, saat dirinya banyak menerima panggilan dari sejumlah pejabat dan petugas polisi.