SIKKA, KOMPAS.com - Sebuah pohon beringin yang diperkirakan berusia 184 tahun tumbang dan menimpa sebuah rumah warga di Dusun Boganatar, Desa Kringa, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/1/2024) dini hari.
Rumah yang tertimpa pohon beringin itu dihuni empat anggota keluarga milik Siprianus Wempi.
Rosalina Mistika (24 ), putri Siprianus mengungkapkan, pada Rabu (3/1/2024) malam sekitar pukul 19.00 Wita, ranting sebelah kiri pohon itu patah dan menghantam kabel PLN. Akibatnya lampu padam selama 10 menit.
"Tetapi kurang lebih dini hari tadi kami sempat dengar bunyi akar pohon tercabut dari tanah diikuti bunyi pohon tumbang," tutur Rosalina, Kamis (4/1/2024).
Baca juga: Tertimpa Buah Kelapa, Pria di Jeneponto Tewas
Baca juga: Asal-usul Tradisi Pohon Natal, Kapan Pertama Kali Muncul?
Mendengar bunyi pohon tumbang serta ranting besar yang menghantam tembok, Rosalina bersembunyi di bawah kolong tempat tidur.
Ia mengira terjadi gempa, apalagi mereka masih trauma dengan erupsi gunung berapi Lewotobi Laki-laki.
"Kami semua sangat kaget, awalnya kami kira gempa," ucapnya.
Mereka kemudian keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi. Kemudian memilih untuk pindah sementara ke rumah tetangga.
"Untuk sementara ruang makan dan ruang santai yang terkena ranting pohon, sementara lainnya aman," pungkasnya.
Baca juga: Tertimpa Buah Kelapa, Pria di Jeneponto Tewas
Setelah menerima kabar tersebut, warga Dusun Boganatar turun ke lokasi dan bergotong royong membantu mengevakuasi perabotan seperti lemari, televisi dan beberapa perabot rumah tangga lainnya.
Mereka juga membersihkan ranting-ranting besar pohon tersebut.
Beberapa tokoh adat juga mengadakan ritual untuk menanam kembali pohon beringin tersebut. Pasalnya dipercaya sebagai penjaga Kampung Boganatar.
"Saat kami berusia sekolah, pohon ini sudah berusia tua menurut nenek kami waktu itu. Kita tidak bisa hitung detail berapa usianya, tetapi kurang lebih 186," ujar Yakobus Boli, salah satu tokoh adat setempat.
Yakobus menerangkan, pohon beringin itu merupakan simbol kekuatan untuk menjaga kampung halaman agar terhindar dari musibah apa pun.
"Oleh karena itu ya, inisiatif dan secara adatnya, kita tanam kembali anakan beringin untuk mengganti yang tumbang ini," pungkasnya.
Baca juga: Saat Pengungsi Lewotobi Butuh Kelambu, Kasus DBD Terus Meningkat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.