KOMPAS.com - Kecelakaan maut di Tol Medan-Tebing Tinggi, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (19/12/2023), menewaskan empat orang.
Empat orang tersebut memiliki hubungan keluarga. Mereka merupakan penumpang mobil Toyota Innova yang berisi tujuh orang. Mobil mereka menabrak truk.
Insiden yang berlangsung sekitar pukul 14.50 WIB ini terjadi sewaktu rombongan keluarga tersebut hendak pulang ke Kabupaten Simalungun, Sumut, seusai menghadiri wisuda di Medan.
Berita lainnya, modus baru peredaran narkoba, yakni kue ganja, dibongkar oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pelaku mencampurkan ganja dalam kue atau cookies.
Dari kasus ini, polisi menyita 14 bungkus kue yang beratnya mencapai 1 kilogram dan siap edar.
Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Kamis (21/12/2023).
Sebuah mobil Toyota Innova menabrak truk di Km 47+500 Tol Medan-Tebing Tinggi, tepatnya di daerah Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Selasa sore.
Kejadian ini menewaskan empat orang dan melukai tiga lainnya. Seluruh korban merupakan satu anggota keluarga.
Kepala Unit Kecelakaan (Kanit Laka) Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Deli Serdang Iptu R. Gultom mengatakan, polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Soal penyebab kecelakaan, polisi masih menyelidikinya.
"Diduga nabrak dari belakang bagian truk. Cuma truknya kan masih kita cari. Kalau ban mobilnya bagus, nggak ada pecah," ujarnya, Rabu (20/12/2023).
Baca selengkapnya: Satu Keluarga Alami Kecelakaan Maut di Tol Medan-Tebing Tinggi Usai Hadiri Wisuda
Kue ganja yang disita oleh BNN Sulsel dikirim dari Sumut. Kue narkoba itu dikirim lewat paket kilat.
"Jadi ini pengiriman dari Sumatera Utara, dari Medan, yang dikirim di sini (Sulawesi Selatan) kemudian kita pantau pengirimannya ada di wilayah kita," Kepala BNNP Sulsel Brigjen Pol Guruh Ahmad Fadiyanto, Rabu.
BNN menangkap dua orang yang diduga terlibat peredaran kue ganja. Mereka berinisial MAA dan A.
Guruh menuturkan, kue ganja yang disita dari pelaku, sudah siap edar. Terdapat 14 bungkus yang diamankan BNN.
"Modusnya itu dibuat seperti kue cookies kalau diliat ditaruh di lembaran foil biar tidak keliatan," ungkapnya.
Baca selengkapnya: Kue Dicampur Ganja Masuk dari Medan ke Makassar, Diduga Akan Diedarkan ke Anak-anak
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara meminta agar Integrated Community Shelter (ICS) di Blang Adoe ditempati warga lokal, dan bukan sebagai tempat penampungan Rohingya.
Permintaan tersebut disampaikan Pemkab Aceh Utara kepada Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki melalui surat.
Dalam surat itu disebutkan bahwa ICS Blang Adoe saat ini ditempati 15 kepala keluarga atau 51 jiwa warga lokal.
Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Aceh Utara Adamy mengatakan, warga lokal menolak kehadiran imigran Rohingya karena dikhawatirkan memicu konflik sosial, seperti terjadi pada 2015.
“Dalam surat kita sebutkan, memohon agar Gubernur Aceh berkenan untuk mempertimbangkan kembali agar ICS Blang Adoe tidak digunakan untuk pengungsi Rohingya,” tuturnya, Rabu.
Baca selengkapnya: ICS Blang Adoe Ditempati Warga Lokal, Diminta Tak Jadi Penampungan Pengungsi Rohingya
Dua orang ditangkap karena mengoplos beras dari Badan Urusan Logistik (Bulog) menjadi beras kelas premium merek tertentu.
Pelaku lantas menjual beras oplosan dengan harga Rp 14.000 hingga Rp 15.000, di wilayah Kota Pekanbaru, Riau.
"Tujuan tersangka adalah untuk memperoleh keuntungan yang merugikan kepentingan masyarakat banyak dan negara," jelas Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau Irjen Muhammad Iqbal, Rabu.
Ada sebanyak 18 ton beras oplosan yang disita polisi dari pelaku.
"Tersangka mengaku mendapatkan karung beras premium dari pengepul-pengepul karung bekas di daerah Pekanbaru," terangnya.
Baca selengkapnya: Oplos Beras dari Bulog Jadi Berkemasan Premium, 2 Orang Ditangkap
Seorang pengemudi mobil, Dodi (34), diancam oleh seorang anggota polisi, Bripka Edi Purwanto, Senin (18/12/2023).
Peristiwa yang terjadi di Palembang, Sumatera Selatan, ini bermula saat mobil Dodi bersenggolan dengan mobil yang dikemudikan anak Edi.
Kasus ini sedang ditangani Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Palembang. Edi telah ditetapkan tersangka dan ditahan.
Dodi mengungkapkan, jika nantinya dirinya dipanggil polisi untuk dimintai keterangan, ia mengaku belum bersedia datang.
"Kalau mau dipanggil polisi, saya belum siap mental karena masih trauma. Ini saja masih izin dengan kantor," bebernya, Rabu.
Baca selengkapnya: Pengemudi Mobil di Palembang Alami Trauma Usai Diancam Bripka Edi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.