Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya pada masa kepemimpinan Gubernur Kalsel waktu itu bernama HM Said, rumah Bubungan Tinggi itu dijadikan museum.
Mansyur menerangkan, awalnya HM Said hendak mendirikan museum terapung, tetapi karena biayanya cukup mahal, maka ide itu urung dilakukan.
"Nah, dimomen hari pahlawan 10 November tahun 1991, HM Said meresmikan museum itu yang diberi nama Museum Wasaka. Tetapi nama lengkapnya itu Museum Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan Waja Sampai Kaputing," pungkasnya.
Saat ini, walaupun telah melalui berbagai renovasi dan perawatan, bangunan Museum Wasaka tetap berdiri kokoh. Sekokoh tekad rakyat Banjar mengusir penjajah Belanda dari Bumi Lambung Mangkurat.
Baca juga: Banyak Sampah di Sungai Martapura, Pemprov Kalsel Luncurkan Perahu Sampah
Kahfi Ansari, salah satu pengelola Museum Wasaka yang juga dipercaya sebagai pemandu wisatawan mengatakan, Museum Wasaka selalu ramai dikunjungi
Kebanyakan mereka yang datang ke Museum Wasaka adalah pelajar dan mahasiswa. Mereka datang untuk melihat langsung koleksi museum dan belajar sejarah perlawanan rakyat Banjar saat era revolusi fisik.
"Tak hanya pelajar dan mahasiswa, biasanya ada juga dari luar Kalsel, bahkan ada yang dari mancanegara, seperti Belanda, dari Eropa dan juga Australia," sebut Kahfi.
Selain dijadikan museum, oleh Pemprov Kalsel, Museum Wasaka juga dijadikan sebagai salah satu situs Geopark Meratus.
Harapannya, Museum Wasaka tetap menjadi jejak sejarah yang akan dijaga dan dilesatarikan sebagai warisan budaya rakyat Banjar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.