"Pengambilannya katanya jam 06.00 WIB tadi. Nggak tahu kejadiannya, tahu-tahu saya dipanggil sudah ramai ini," tambahnya.
Paryono mengatakan saat Densus 88 mengamankan SD, dirinya sedang bekerja.
"Posisi saya tadi kerja, dipanggil sama warga sini suruh pulang. Kejadian jam berapa saya juga kurang tahu," sambungnya.
Baca juga: Tangkap Terduga Teroris di Sragen, Densus 88 Sita 5 Pistol dan Puluhan Amunisi
Saat sedang bekerja, Paryono tahu-tahu didatangi petugas untuk menjadi saksi saat proses penggeledahan.
Sementara itu, Ketua RT tempat tinggal SR, Tumin Priyo Utomo mengatakan warganya tersebut diamankan setelah salat subuh.
Sedangkan, proses penggeledahan di rumahnya dilakukan sekira pukul 08.00 WIB.
"Penggeledahan jam 08.00 WIB. Saya dihubungi petugas nanti akan penggeledahan di rumah Pak SR yang tadi malam ditangkap, saya sebagai RT untuk menyaksikan penggeledahan," tambahnya.
Terduga teroris SR merupakan penjual batik di desa tersebut. Densus menggeledah rumah SR tapi tidak menemukan barang bukti.
Selain itu, rumah mertua SR juga digeledah dan ditemukan sejumlah barang bukti.
"Ditemukan senjata api pistol 5 biji, pelurunya enggak hitung saya. Kayaknya lebih dari 10 ya tadi juga dihitung tapi kan saya cuman melihat saja," kata ketua RT setempat, Tumin Priyo Utomo.
Sementara itu mertua terduga teroris SR, Daliman Priyo mengaku tahu ada penangkapan saat menantunya tak ikut ke sawah.
"Tadi saya ke sawah, SR tapi kok gak ke sawah. Terus saya pulang tahu-tahu SR dijemput polisi langsung dibawa ke mobil," jelasnya.
Baca juga: 9 Teroris Ditangkap di Jateng Sepanjang 2023, Pj Gubernur Nana Antisipasi Aksi Teror pada Nataru
Terkait penggeledahan rumah terduga teroris, sebelumnya dibenarkan oleh Kasatreskrim Polres Sragen, AKP Wikan Sri Kadiyono.
Sementara itu di Sukoharjo, Densus 88 menangkap S dan W.
S, warga Kecamatan Bulu ditangkap setelah pulang dari shalat shubuh sekitar pukul 05.30 WIB.