Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Kakek 70 Tahun di Balik Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh...

Kompas.com - 08/12/2023, 18:00 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Husson Mukhtar (70), warga negara Bangladesh, ditangkap karena diduga menjadi agen penyelundup pengungsi Rohingya ke Aceh.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pidie AKBP Imam Asfali mengatakan, Husson diduga memfasilitasi kapal kayu untuk mengangkut rombongan imigran Rohingya dari perairan Bangladesh-Myanmar, masuk ke perairan wilayah Indonesia.

Ia melakukan perbuatan ini bekerja sama dengan beberapa orang, di antaranya Zahangir, Saber, dan tiga orang lainnya yang tidak diketahui.

Rekan-rekan Husson itu melarikan diri saat kapal yang mengangkut pengungsi Rohingya hendak mendarat di pesisir pantai Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, pada 14 November 2023.

"Agen Zahangir, Saber, Husson Muktar, dan 3 lainnya yang tidak diketahui tersebut ikut turun dari kapal dan melarikan diri ke arah hutan,” ujarnya, Kamis (7/12/2023), dikutip dari Antara.

Karena kondisinya sudah lanjut usia, Husson tak bisa lari dari kejaran masyarakat. Ia dikumpulkan di pinggir pantai bersama dengan rombongan etnis Rohingya.

Kala itu, Husson berkamuflase sebagai rombongan pengungsi Rohingya yang terdampar. Padahal, ia merupakan jaringan penyelundupan imigran gelap ke Indonesia.

Baca juga: Biaya Lebih Murah Dibandingkan ke Malaysia Jadi Alasan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Bayar Rp 14 Juta

Agen penyelundup pengungsi Rohingya raih Rp 3,3 miliar


Saat diselidiki, polisi menemukan fakta bahwa agen penyelundupan itu memperoleh keuntungan hingga Rp 3,3 miliar dari para imigran.

"Mereka mengambil keuntungan dari setiap penumpang kapal dengan beban nominal berbeda-beda yang harus dibayar,” ucap Imam.

Para pengungsi dibebankan nominal bervariasi, yakni anak-anak sebesar 50.000 taka atau sekitar Rp 7 juta, sedangkan orang dewasa sebesar 100.000 taka atau Rp 14 juta.

"Jika ditotalkan, agen meraup keuntungan dari hasil kejahatan praktik penyelundupan tersebut, bila dihitung kurs Indonesia sebesar Rp 3,3 miliar,” ungkapnya.

Atas perbuatannya, pria yang mempunyai kartu UNHCR itu disangkakan dengan Pasal 120 Ayat (1) dan Ayat (2) UU Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian, dan Pasal 55 Ayat (1) Ke I KUHP.

Ia terancam hukuman penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun.

Baca juga: Polisi Buru 3 Penyelundup Pengungsi Rohingya, Pelaku Lompat dari Kapal lalu Kabur ke Hutan

 

Arus pengungsi Rohingya diduga libatkan jaringan TPPO

Kedatangan terbaru pengungsi Rohingya di Aceh. AFP/AMANDA JUFRIAN via BBC INDONESIA Kedatangan terbaru pengungsi Rohingya di Aceh.

Arus pengungsi Rohingya di Indonesia mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi menyebutkan, ada dugaan kuat keterlibatan jaringan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dalam arus pengungsi Rohingya di Indonesia.

"Saya memperoleh laporan mengenai pengungsi Rohingya yang semakin banyak yang masuk ke wilayah Indonesia, terutama Provinsi Aceh," tutur Kepala Negara dalam pernyataannya pada Jumat (8/12/2023), dilansir dari Antara.

Baca juga: Cerita Rohingya Bayar Ongkos ke Aceh Rp 14 Juta, Agen Raup Untung Rp 3,3 Miliar

Presiden memerintahkan otoritas berwenang untuk menindak tegas pelaku TPPO. Di samping itu, Jokowi juga mengarahkan agar bantuan kemanusiaan sementara kepada pengungsi diberikan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat lokal.

Untuk mencari solusi terkait pengungsi Rohingya, pemerintah Indonesia mengagendakan membahasnya dengan Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) yang memiliki tanggung jawab atas masalah pengungsian.

"Pemerintah Indonesia akan terus berkoordinasi dengan organisasi internasional untuk menangani masalah ini," tandasnya.

Baca juga: Pemkot Batam Siap jika Pulau Galang Jadi Lokasi Penampungan Warga Rohingya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Regional
Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Regional
Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Regional
Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Regional
Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Regional
ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

Regional
Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com