PADANG, KOMPAS.com - Wajah Edi terlihat semringah. Sopir truk berusia 50 tahun itu mengaku senang, karena hari ini, Rabu (22/11/2023), dia bisa mendapatkan solar dengan mudah di salah satu SPBU di Kota Padang, Sumatera Barat.
Kemudahan mendapatkan bahan bakar untuk truknya merupakan hal yang istimewa, karena selama beberapa minggu terakhir terjadi kelangkaan solar subsidi di Padang.
"Iya, (biasanya) antreannya panjang. Tapi hari lancar ya," kata Edi dengan raut wajah gembira.
Edi lantas berharap, kondisi semacam ini bisa berlanjut terus, tanpa ada kelangkaan lagi di kemudian hari.
Baca juga: Dampak Kelangkaan Solar di Buleleng, Pengambilan Sampah di TPS Terhambat
"Harapannya semoga terus lancar. Kalau antreannya panjang, kan lama. Saya ngantar barang juga jadi lama," kata Edi singkat.
Lancarnya pasokan solar hari ini bukan tanpa sebab. Seorang wakil rakyat, anggota komisi VI DPR RI Andre Rosiade, muncul di SPBU Tabing, untuk melakukan inspeksi.
Dia mengaku ingin menindaklajuti keluhan masyarakat terkait adanya kelangkaan solar subsidi.
"Tentu kami sebagai wakil rakyat yang mewakili Sumbar berkewajiban mencarikan solusi yang terbaik," kata Andre.
Tak tanggung-tanggung, dalam inspeksi ini, Andre menggandeng Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, beserta jajarannya.
Baca juga: Nelayan Cirebon Keluhkan Kelangkaan Solar pada Puan Maharani
Andre mengaku, setelah mendapatkan aspirasi soal kelangkaan solar subsidi, dia langsung berkomunikasi dengan Pertamina yang merupakan mitra kerja Komisi VI.
"Pertamina dengan Bu Nicke, holding dengan Pak Riva sebagai Dirut Pertamina Patra Niaga," kata politisi Partai Gerindra itu.
Riva Siahaan menduga, kelangkaan solar dalam beberapa waktu terakhir di Sumbar, terjadi akibat distribusi yang tidak merata.
"Distribusi yang di beberapa tempat lebih banyak konsumsinya, namun di tempat lain tidak, dan saat ini kami buat merata penyalurannya," kata Riva.
Selain itu, antrean solar juga terjadi lantaran asumsi pengunaan transportasi yang lebih sedikit pada tahun 2023.
"Secara kuota dilihat dari asumsi penggunaan kendaraan, sehingga kuotanya itu diatur sedemikian rupa."
"Namun dengan adanya peningkatan koordinasi dan warning dari Wakil Rakyat, kami juga terus berkoordinasi, sehingga kami ciptakan program untuk pemerataan suplai," cetus Riva.
Senada dengan Edi dan tentu banyak pengemudi truk lainnya, Andre juga berharap tidak ada lagi kelangkaan di Sumbar.
Andre mengaku maklum jika memang konsumsi BBM memang terus meningkat di Sumbar.
Namun, dia juga berharap, Pertamina mampu menyiapkan berbagai alternatif solusi, hingga kelangkaan solar tak kembali terulang.
Baca juga: Di Tengah Kelangkaan Solar, Pelangsir di Maros Sulsel Beraksi
Riva sempat menerangkan, pada tahun 2022, kuota solar berada di angka 17,8 juta kiloliter. Namun, turun di 2023 di kisaran 17 juta kiloliter.
Riva lalu menyebut, di tahun 2024 kuota solar di Sumbar bakal ditingkatkan menjadi 19 juta kiloliter.
"Pada saat momen Natal dan Tahun Baru nanti, tidak ada pengurangan dengan alternatif dan program yang kami siapkan."
"Yaitu, program untuk pemerataan energi dengan pengecekan beberapa SPBU dan fasilitasnya. Kami lihat ke daerah untuk masing-masing daerah diperkuat stok," sebut Riva.
Riva juga berjanji akan melakukan penambahan kuota atau top up BBM di level maksimum pada 14 hari sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Kami juga bekerjasama dengan KRI, sehingga ketika ada gangguan cuaca ke pulau terpencil tidak tersendat," sebut Riva.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.