Warga Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) mendirikan patung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Puncak Bukit Sunu.
Patung tersebut memiliki berat 700 kilogram dengan tinggi 3,5 meter. Warga membutuhkan waktu 4,5 jam untuk mengarak patung Jokowi sampai puncak gunung Sunu yang memiliki ketinggian 1.074 meter di atas permukaan laut pada 10 November 2021.
Menurut laporan Kompas.com, Kepala Seksi Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten TTS, El Njukamban, mengungkapkan pembuatan patung Jokowi di puncak Gunung Sunu merupakan keinginan masyarakat desa.
Warga Sunu kerap kali menggelar ritual adat di depan patung Jokowi itu. Bahkan, pada Sabtu (21/10), warga setempat pergi ke Bukit Sunu untuk menyampaikan doa dan harapan di depan patung Jokowi.
"Lewat ritual adat bersama di depan patung Presiden Jokowi, para warga desa berharap Presiden Jokowi dapat tetap menjadi bapak untuk semua, dan bukan hanya untuk sekelompok orang, atau keluarga saja," ujar Kepala Desa Sunu Yakob Kase, Minggu (22/10).
Baca juga: Patung Jokowi Naik Motor Tiba di Mandalika, Dipasang di Mana?
Sementara di ranah media sosial, muncul beragam reaksi dari warganet yang menanggapi kabar pembangunan patung Jokowi.
Beberapa warganet melayangkan kritik terhadap Jokowi karena merestui pembangunan patung dengan dana miliaran tersebut.
Seorang pengguna platform media sosial X (yang dulu dikenal sebagai Twitter) berpendapat bahwa pembangunan jalan memang sudah merupakan hak warga negara dan bukanlah sesuatu yang patut dipuji.
“Seharusnya bukan sesuatu yang istimewa sampai dibuatkan patung Jokowi segala,” tulis pengguna tersebut dalam cuitannya.
Kemudian, seorang pengguna lain mengatakan bahwa masyarakat Karo sebetulnya tidak membutuhkan patung.
“Jika jalanan sehari hari rusak parah. Sudah 10 tahun tidak di perbaiki. @jokowi,” kata pengguna itu.
Baca juga: Patung Jokowi Naik Motor di Sirkuit Mandalika Anti Karat dan Bisa Bertahan Ratusan Tahun
Tetapi ada pula beberapa warganet yang setuju dengan pembangunan patung Jokowi di desa tersebut.
Seorang pengguna dengan nama @tamrintomagola juga memuji pembangunan patung Jokowi yang ia pandang sebagai hal positif.
“Lebih cepat, lebih baik bagi Indonesia,” tulisnya.
Senada, pengguna dengan nama @SimbolonBilma mengatakan bahwa masyarakat di Kabupaten Karo memang sangat bersyukur atas pembangunan yang dilakukan di desa tersebut.
Sehingga, mereka akhirnya membangun patung sebagai tanda terima kasih, bukan dengan motif politik.
“Ungkapan rasa syukur dari masyarakat yang keluar dari hati sanubari yang paling dalam. Tidak ada unsur politik, yang ada hanya rasa bangga terhadap presiden,” ungkapnya dalam cuitan.
Baca juga: Patung Jokowi Naik Motor Seberat 3 Ton Dipasang Hari Ini di Sirkuit Mandalika
Kampung Samsul sendiri terletak di Perbulan, Kecamatan Lau Baleng, tak jauh dari Liang Melas Datas. Ia pun tahu betul kesulitan akses di desa-desa sekitar.
"Saya paham betul bahwa warga di situ, jalan menuju ke desa itu sangat sulit, sudah berpuluh-puluh tahun. Dengan adanya inisiatif pemerintah membangun infrastruktur di desa itu, ya saya memahami itu sangat berterima kasih warga di situ," ujar Samsul kepada BBC News Indonesia.
"Semua orang yang mengetahui kondisi desa itu, pasti memahami jika patung Pak Jokowi dibangun di sana karena betapa berterima kasihnya warga kepada pemerintah."
Baca juga: Lima Fakta Patung Jokowi Naik Motor di Mandalika
Meski demikian, Samsul tak ingin patung ini dijadikan alat politik, apalagi menjelang Pilpres 2024 mendatang.
"Hendaknya patung itu tidak dijadikan sebagai alat politik. Dalam konteks hari ini, memang berkembang kontestasi pemilihan presiden, kan ada perebutan pengaruh. Itu sudah ranah politik," tuturnya.
Namun, Samsul menyoroti biaya pembangunan patung Jokowi, yang ia anggap terlampau tinggi.