Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Diundang Rapat Pembahasan Upah, Buruh Dirikan Tenda dan Bermalam di Depan Kantor Disnakertrans Jateng

Kompas.com - 07/11/2023, 19:04 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com-Buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) tidak diundang dalam rapat koordinasi pengupahan yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng.

Padahal buruh KSPI tergabung dalam struktur dewan pengupahan dan telah mengajukan konsep upah kepada Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana pada Oktober lalu.

Baca juga: Tuntut UMK Naik 25 Persen, Buruh Kota Cimahi Ancam Demo 3 Hari

 

Lantaran kesal dan kecewa pada sikap Disnakertrans, para buruh mendirikan tenda perlawanan dan bermalam di depan kantor Disnakertrans Jateng di Jalan Pahlawan Semarang, Selasa (7/11/2023).

"Tadi malam kita berjaga pakai sistem bergilir, per shift 20-30 orang.Yang perlu kami sampaikan, kami melakukan aksi spontan tenda perlawanan upah murah dan kita menolak rapat koordinasi pengupahan di Surakarta," tutur Koordinator Aksi, Aulia Hakim di tengah aksi sekitar pukul 14.00 WIB.

Lupa mengundang

 

Pihaknya terkejut dengan sikap Disnakertrans Jateng yang mengaku lupa mengundang KSPI.

Bahkan surat baru diberikan 15 menit sebelum acara dimulai saat pihaknya melakukan klarifikasi.

"Tetapi menjelang rakor di Solo kemarin, tiba-tiba KSPI tidak dilibatkan. Padahal notabenenya KSPI di FSPMI itu duduk di dewan pengupahan Jateng. Undangan diberikan kepada kami 15 menit menjelang pembukaan rakor pengupahan di Solo, padahal perjalanan Semarang ke Solo itu dua jam," bebernya.

Baca juga: Kepung DPRD, Massa Buruh Bandung Barat Minta Kenaikan Upah 15 Persen

 

Aulia menduga, pihaknya sengaja dilewatkan dari undangan rakor pengupahan agar konsepnya yang telah diajukan ke Pj Gubernur tidak dibahas dalam rapat tersebut.

"Ini sejak kemarin hingga hari ini dan seterusnya sampai kapan saya belum bisa memastikan tenda perlawanan kami dirikan di depan Disnaker Jateng. Ini adalah protes bahwa ketidaktransparan penetapan upah yang dilakukan oleh Kepala Dinas selaku Ketua Dewan Pengupahan Jateng ini tidak fair, karena tertutup. Dan yang diundang justru teman-teman yang kami duga belum mempunyai konsep yang masuk pada Pj Gunernur," jelasnya.

Untuk diketahui, hasil kajian yang dilakukan KSPI mengajukan kenakan upah di Jateng minimal 15 persen untuk bisa mencapai kesejahteraan buruh dan mengejar ketinggalan dari provinsi lainnya.

"Isu di sana, ada penggiringan opini bahwa kenaikan upah di Jateng dibatasi secara nasional antara 3-4 persen, ini sangat jauh dari harapan buruh Jateng yang notabenenya Jateng upahnya paling rendah dibandingkan provinsi lainnya," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com