Sementara itu tim Ahli Cagar Budaya Sumbawa, Iskandar mengatakan, sesuai dengan undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya bahwa pemerintah berkewajiban dalam perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan.
Menurutnya, perlindungan itu bisa saja menjadikan kawasan ini menjadi satu zonasi artinya bagaimana agar situs tidak rusak, tidak hilang dan tidak musnah.
Selanjutnya, pengembangan bisa jadi nanti menjadi obyek penelitian dan kajian-kajian bagi para mahasiswa dosen dan lembaga peneliti terkait seperti Badan Riset Nasional (BRIN) yang sudah melakukan itu akhir Juli 2023.
"Kami dukung adanya kolaborasi riset selanjutnya baik dengan dosen maupun peneliti dari BRIN untuk mengungkap jejak kehidupan manusia purba di Sumbawa," kata Iskandar.
Setelah melakukan riset, tim peneliti BRIN sudah menyerahkan temuan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), Kabupaten Sumbawa sebanyak 2 (dua) box.
"Temuan hasil riset sudah disimpan di Museum Daerah," kata Kabid Kebudayaan Dikbud Sumbawa, Aminuddin.
Dari hasil temuan itu ada jejak manusia purba di Sumbawa. Menurutnya, tim BRIN masih akan melakukan riset lanjutan.
Baca juga: Kapan Manusia Purba Pertama Kali Membuat Perahu?
Liang Bukal adalah sebuah obyek wisata yang dipenuhi bebatuan yang tersusun rapi. Ada lorong batu yang menghubungkan satu sama lain.
"Liang Bukal bagaikan istana batu yang unik," kata Ari, salah satu pengunjung.
Untuk mencapai obyek wisata Liang Bukal, wisatawan hanya menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari kota Sumbawa Besar menggunakan semua jenis kendaraan.
Akses jalan dari Desa Batu Tering menuju Goa Liang Bukal sudah cukup bagus dan hotmix.
Di dalam kawasan destinasi ini ada beberapa villa yang dibangun dan bisa disewa pengunjung untuk menginap bersama keluarga.
Udaranya yang sejuk membuat tempat ini menjadi salah satu lokasi favorit untuk liburan.
"Bagi wisatawan, kami sudah siapakan fasilitas penginapan lengkap tentunya dengan harga terjangkau," kata Kepala Desa (Kades) Batu Tering, Alwan Hidayat.
Untuk tiket masuk ke Liang Bukal, pemerintah desa hanya mematok Rp 10.000 per orang sudah termasuk biaya parkir. Sedangkan biaya penginapan Rp 500.000 per malam.
Baca juga: Evolusi Warna Kulit Manusia Purba
"Biaya ini sudah termasuk makanan dan fasilitas penginapan," sebut Alwan.
Jika ingin merasakan camping ground dan lokasi acara acara pertemuan, reuni, dan lainnya juga disediakan di destinasi ini.
Ani, salah seorang pengunjung mengaku, setiap musim libur akhir pekan selalu datang bersama keluarga teman- teman berlibur ke lokasi ini.
"Cocok banget untuk liburan akhir pekan. Healing tipis tipis tapi dekat kota gitu. Banyak spot selfy juga jadi suka banget ke sini," kata Ani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.