Salin Artikel

Mengunjungi Destinasi Goa Liang Bukal di Sumbawa, Ada Jejak Kehidupan Manusia Purba

Di dinding goa, ribuan kelelawar terlihat bergelantungan. Kata bukal dalam bahasa Sumbawa artinya kelelawar. Goa Liang Bukal menjadi habitat binatang yang aktif di malam hari tersebut.

Cahaya matahari tampak redup di sela dinding goa. Sementara lampu senter handphone menjadi satu-satunya penunjuk jalan.

Melangkah dan menjelajah lebih jauh ke dalam goa, bau menyengat semakin merasuki indra penciuman. Penderita sesak nafas mungkin tidak akan kuat bertahan lama di dalam goa ini.

Menuju destinasi goa kelelawar ini pengunjung mesti berjalan menanjak menaiki perbukitan sekitar 12 menit. Deretan batu berbentuk teratur mengelilingi jalan menuju goa.

Goa dengan kelembapan tinggi ini konon menjadi tempat tinggal manusia purba pada zaman prasejarah.

Bukti-bukti benda purba terungkap dari hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Para peneliti menemukan fakta baru jejak kehidupan manusia purba zaman prasejarah.

"Dari hasil riset yang dilakukan selama 14 hari pada akhir Juli 2023 oleh BRIN ditemukan bukti kehidupan zaman prasejarah di Goa Liang Bukal," kata Arkeolog, Putri Husnul Inayah, saat ditemui Sabtu (04/11/2023) siang di Goa Liang Bukal.

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil observasi awal tim peneliti BRIN yang dipimpin M Ruly Fauzi bahwa di Liang Bukal terdapat jejak hunian purba berupa artefak litik (serpi), tembikar, tulang, dan keramik asing.

Sedangkan di Liang Petang yang terletak ratusan meter dari Liang Bukal, terdapat gambar cadas non figurative hampir sama dengan batu bergores di Kelurahan Seketeng.

Sementara itu situs Raboran adalah situs tipe megalitik dengan ditemukannya serpihan tembikar, logam dan perhiasan dari kaca seperti jejak kehidupan zaman Megalitikum.

"Adanya temuan jejak awal manusia purba di Sumbawa menjadi bukti awal kehidupan. Bisa jadi kawasan Ai Renung, Liang Bukal, Liang Petang dan Raboran masih satu kesatuan. Untuk membuktikannya diperlukan riset lebih lanjut," papar Putri.

Lebih jauh nanti, sambungnya, perlu dilakukan carbon dating untuk melihat usia benda purba dari hasil riset yang ditemukan bersama peneliti BRIN.

Hal itu tentu untuk menemukan fakta-fakta usia temuan benda purba di situs cagar budaya.

Sementara itu tim Ahli Cagar Budaya Sumbawa, Iskandar mengatakan, sesuai dengan undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya bahwa pemerintah berkewajiban dalam perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan.

Menurutnya, perlindungan itu bisa saja menjadikan kawasan ini menjadi satu zonasi artinya bagaimana agar situs tidak rusak, tidak hilang dan tidak musnah.

Selanjutnya, pengembangan bisa jadi nanti menjadi obyek penelitian dan kajian-kajian bagi para mahasiswa dosen dan lembaga peneliti terkait seperti Badan Riset Nasional (BRIN) yang sudah melakukan itu akhir Juli 2023.

"Kami dukung adanya kolaborasi riset selanjutnya baik dengan dosen maupun peneliti dari BRIN untuk mengungkap jejak kehidupan manusia purba di Sumbawa," kata Iskandar.

Setelah melakukan riset, tim peneliti BRIN sudah menyerahkan temuan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), Kabupaten Sumbawa sebanyak 2 (dua) box.

"Temuan hasil riset sudah disimpan di Museum Daerah," kata Kabid Kebudayaan Dikbud Sumbawa, Aminuddin.

Dari hasil temuan itu ada jejak manusia purba di Sumbawa. Menurutnya, tim BRIN masih akan melakukan riset lanjutan.

Liang Bukal adalah sebuah obyek wisata yang dipenuhi bebatuan yang tersusun rapi. Ada lorong batu yang menghubungkan satu sama lain.

"Liang Bukal bagaikan istana batu yang unik," kata Ari, salah satu pengunjung.

Untuk mencapai obyek wisata Liang Bukal, wisatawan hanya menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari kota Sumbawa Besar menggunakan semua jenis kendaraan.

Akses jalan dari Desa Batu Tering menuju Goa Liang Bukal sudah cukup bagus dan hotmix.

Di dalam kawasan destinasi ini ada beberapa villa yang dibangun dan bisa disewa pengunjung untuk menginap bersama keluarga.

Udaranya yang sejuk membuat tempat ini menjadi salah satu lokasi favorit untuk liburan.

"Bagi wisatawan, kami sudah siapakan fasilitas penginapan lengkap tentunya dengan harga terjangkau," kata Kepala Desa (Kades) Batu Tering, Alwan Hidayat.

Untuk tiket masuk ke Liang Bukal, pemerintah desa hanya mematok Rp 10.000 per orang sudah termasuk biaya parkir. Sedangkan biaya penginapan Rp 500.000 per malam.

"Biaya ini sudah termasuk makanan dan fasilitas penginapan," sebut Alwan.

Jika ingin merasakan camping ground dan lokasi acara acara pertemuan, reuni, dan lainnya juga disediakan di destinasi ini.

Ani, salah seorang pengunjung mengaku, setiap musim libur akhir pekan selalu datang bersama keluarga teman- teman berlibur ke lokasi ini.

"Cocok banget untuk liburan akhir pekan. Healing tipis tipis tapi dekat kota gitu. Banyak spot selfy juga jadi suka banget ke sini," kata Ani.

https://regional.kompas.com/read/2023/11/06/164216978/mengunjungi-destinasi-goa-liang-bukal-di-sumbawa-ada-jejak-kehidupan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke