Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Tua dari Sangiran, Fosil Manusia Purba Berusia 1,8 Juta Tahun Ditemukan di Bumiayu

Kompas.com - 08/07/2019, 21:27 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Fosil tulang manusia purba Homo erectus yang ditemukan di Kali Bodas, Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah diperkirakan berusia 1,8 juta tahun.

Fosil manusia purba yang ditemukan di Bumiayu ini lebih tua dari Homo erectus di Sangiran yang berusia 1,5 juta tahun.

Arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta Prof Harry Widianto menceritakan, awalnya warga setempat bernama Karsono menemukan fosil tulang manusia purba di Kali Bodas, sekitar 3 kilometer dari Kota Bumiayu.

Baca juga: Museum Trinil Ngawi Teliti Fosil Kaki Gajah Purba yang Ditemukan Warga

Karsono adalah salah satu pelestari fosil yang ada di bawah bimbingan H Rafly Rizal, pemilik museum Bumiayu-Tonjong (Museum Buton)

"Haji Rizal ini mempunyai sebuah rumah yang selama ini dipakai untuk menyimpan temuan dari sekitar Bumiayu," ujar Harry Widianto saat ditemui Kompas.com, Senin (8/7/2019)

Temuan fosil di Kali Bodas tersebut lantas dilaporkan ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Tim dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran survei ke lokasi dan menyampaikan temuan tersebut ke Arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta Prof Herry Widianto.

Fosil yang temukan oleh Karsono di dasar Kali Bodas berupa tiga bonggol tulang paha (caput femoralis), pecahan rahang dengan akar gigi, dan pecahan tulang paha bagian tengah.

"Barangnya ada di Sangiran dan kemudian mereka memberikan ke saya. Oh, saya, kan kaget, bonggol ini bagi saya sangat manusia," urainya.

Baca juga: Mbah Wiro Balung, Sosok Penting Dibalik Berdirinya Museum Trinil yang Kumpulkan Fosil Sejak 1967

Prof Harry Widianto lantas melakukan pengukuran terhadap bonggol tulang paha yang ditemukan Karsono. Selain itu, Herry Widianto juga membandingkan dengan Homo erectus, Neanderthal dan lain sebagainya.

"Bonggol-bonggol ini itu mengelompok jadi satu, dan menjauhi dengan tulang paha manusia modern, jauh sekali ini. Dia mengelompok antara Neanderthal dan Homo erectus," tegasnya.

Arekeolog senior ini menuturkan bonggol tulang paha yang ditemukan tingkat fosilisasinya sudah sangat lanjut. Struktur organiknya sudah tergantikan dengan semua mineral.

"Berat, hitam ini manusia dan ini tua, dia manusia siapa? Analisis lagi sampai kepada dia adalah Homo erectus yang sudah tua," ucapnya.

Balai Arkeologi Yogyakarta lantas membentuk tim untuk ke lapangan di Kalibodas, Bumiayu. Tim ini melakukan penelitian di lapangan mulai 17 Juni 2019 hingga 4 Juli 2019.

"Misi tim ini untuk mengetahui migrasi tertua di sini, misi khususnya itu untuk meletakan temuan-temuan manusia Homo erectus tadi itu di dalam konteks lapisan tanah (stratigrafi)," ungkapnya.

Usai tim terjun kelapangan dan mengkorelasikan dengan stratigrafi, akhirnya tim mendapatkan konfirmasi. Ketiga bonggol tulang paha (caput femoralis) manusia purba Homo erectus yang ditemukan berasal dari endapan bagian bawah formasi Kali Glagah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com