Beliau memiliki tujuan untuk ‘mbabat alas’ alias membangun masyarakat tlatah Tegal yang kemudian disambut baik oleh Ki Gede Wonokusumo.
Dilansir dari laman Tribun-Pantura.com, juru kunci sekaligus penunggu Makam Ki Gede Sebayu, Nur Amin (63), menceritakan mengenai kisah kepindahan Ki Gede Sebayu dari Kerajaan Pajang.
Diceritakan Nur Amin, kedatangan Ki Gede Sebayu ke tanah Tegal diawali dari pemikiran panjang bahwa perang antar kerajaan yang dilakukan merupakan perang saudara.
"Hingga akhirnya dapat petunjuk dari keluarga Mataram yang menyuruh untuk pergi ke arah ngulon (barat), sampailah Ki Gede Sebayu di wilayah bernama Panggung Kota Tegal," kata Nur Amin yang ditemui Tribun-Pantura.com pada Sabtu (1/4/2023).
Amin juga mengungkap, setelah kedatangannya di Panggung Kota Tegal, Ki Gede Sebayu kemudian fokus melakukan ziarah.
Selain itu, beliau juga mulai melakukan dakwah dan menyebarkan ajaran agama Islam.
Diketahui, Ki Gede Sebayu memang ahli dalam melakukan dakwah keagamaan, ahli di pemerintahan, ahli pertanian, dan ahli bangunan.
Beberapa strategi pun digunakan dalam menyusun pembangunan, hingga membuat kemajuan masyarakat Tegal.
Ki Gede Sebayu diketahui menempatkan pengikutnya sesuai dengan keahliannya, seperti ahli kerajinan dan pertukangan, pandai besi, ahli keemasan dan tenun, serta ahli pertanian.
Beliau juga membudidayakan persawahan dengan sistem irigasi dan membendung Kaligung yang diberi nama Bendungan Wangan Jimat.
Ki Gede Sebayu juga membangun masjid dan pesantren di Dukuh Pesantren sebagai tempat pelaksanaan kegiatan agama.
Tak hanya itu, beliau juga memberi penamaan sesuai dengan kondisi daerah, seperti Danawarih yang berarti memberi air.
Dibuat pula penamaan wilayah Kali Jembatan, Kali Bliruk, dan Kali Wadas yang terletak di Dukuh Kemangen dengan sebutan Grujugan Kali Mas.
Ada juga wilayah Slawi yang berarti tempat berkumpulnya para satria yang berjumlah selawe atau dua puluh lima, yang kemudian menjadi pusat kekuasaan di Kabupaten Tegal.
Atas keberhasilan tersebut, maka pada tahun 1601 Masehi atau 1523 Caka, Ingkang Sinuwun Kanjeng Senopati Mataram mengangkat Ki Gede Sebayu menjadi Juru Demung (Penguasa Lokal di Tlatah Tegal) dengan pangkat Tunenggung setingkat Bupati.