Apabila tanaman padinya kurang nutrisi, maka dapat disemprot menggunakan pupuk organik cair berupa POC buah maja, bonggol pisang, rebung bambu. Sedangkan untuk pengendalian gulma, para petani biasanya menggunakan alat osrok.
“Bahan-bahan ada di sekitar kita, hanya yang beli tetes tebunya saja. Sama-sama sekali enggak ada kimiawi,” ujar dia.
Edi mengungkapkan alasannya menggeluti pertanian organik karena kesadaran untuk mengonsumsi makanan sehat. Dia mengaku setelah pulang merantau dari Jakarta tiga tahun lalu, sudah tertarik untuk mengonsumsi makanan yang bebas dari bahan kimia.
“Kemudian ada program pelatihan organik yang diinisiasi oleh pertamina melalui CSR, ya setelah itu kita melakukan praktik,” katanya yang sudah panen padi organik selama 4 kali dengan luasan lahan 1.000 meter persegi tersebut.
Bupati Blora, Arief Rohman mendukung penuh upaya yang dilakukan oleh para petani dalam menggelorakan pertanian organik. Dia pun meminta agar pertanian organik ini disebarluaskan.
“Tentunya kita apreasiasi ini, dan saya minta disebarluaskan biar nanti kita dari sisi ketahanan pangan, Blora bisa menjadi contoh untuk beras sehat atau beras organik,” ucap Arief usai memanen padi organik di sawah milik Supardi itu.
Selain itu, dia berharap dengan penyebarluasan pertanian organik maka petani tidak tergantung lagi dengan pupuk kimia yang saat ini jumlahnya tidak dapat disesuaikan dengan kebutuhan para petani.
Baca juga: Sumur Minyak Tua Jiken, Tak Hanya Jadi Sumber Penghidupan, tapi Juga untuk Pertanian dan Pendidikan
Ditambah dengan populasi sapi di Blora yang menyentuh angka 280.000 ekor, maka kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk pertanian.
“Sehingga kita nyari terobosan ketika petani butuh pupuk bisa dicukupi dengan organik ini,” terang dia.
Dengan pertanian organik, para petani mendapatkan harga, kualitas dan hasil panen yang lebih baik.
“Setelah dicoba di beberapa desa ternyata berhasil dan dari sisi harganya juga bagus, dan hasilnya juga bagus. Per hektar 7,4 ton dari biasanya sekitar 5 ton. Kedungtuban ini kan sentra pangan padi di Blora, tentunya ini akan menjadi pusat pertanian organik di Blora,” jelas dia.
Dukungan penuh terkait dengan pertanian organik juga diberikan oleh Pertamina. Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini memang dalam beberapa tahun ke belakang fokus memberikan corporate social responsibility (CSR) dalam program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora ini.
General Manager Pertamina EP Cepu Field Zona 11, Muzwir Wiratama mengaku CSR yang telah diberikan kepada para petani di blora dengan mengembangkan pertanian organik sudah cukup sukses dilaksanakan.
“Ini merupakan bagian dari CSR atau tanggungjawab sosial lingkungan yang telah kita kembangkan, dan ini adalah salah satu contoh sukses yang sudah dilakukan bersama dengan kolaborasi yang sangat baik antara Bupati, Pak Kades," ungkapnya.
Dia mengatakan pertanian organik memberikan manfaat tambahan sehingga diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca juga: Sejumlah Cara Pemkab Nunukan Mempertahankan Eksistensi Padi Organik Adan