“Pernah ke Selatan dan utara, belum pernah sampai menghasilkan wedus gembel. Cuma memang dulu pernah hujan abu sampai Baturraden saat Level Siaga," ungkapnya.
Dilansir dari laman Antara (19/10/2023), Sukedi, salah seorang tokoh masyarakat Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, yang juga mantan Kepala Pos PGA Slamet di Gambuhan memiliki pandangan berbeda terkait siklus lima tahunan Gunung Slamet,.
Sosok pria yang sudah pensiun dari masa tugasnya setelah 38 tahun bertugas di Pos PGA Slamet Gambuhan itu memang terkadang masih ikut mengamati aktivitas Gunung Slamet.
Sukedi menyebut bahwa ia paham jika peningkatan aktivitas Gunung Slamet terjadi hampir setiap lima tahun sekali.
Bahkan oleh masyarakat setempat, hal ini kerap dikaitkan dengan momentum pemilihan umum, karena siklus aktivitas Gunung Slamet terjadi setiap menjelang pemilu.
Siklus lima tahunan itu terlihat dari catatan aktivitas Gunung Slamet selama 20 tahun terakhir.
Peningkatan aktivitas Gunung Slamet tercatat pernah terjadi pada tahun 2004-2005, 2008-2009, 2014-2014, 2018-2019, dan pada bulan Oktober 2023 dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada).
Jauh sebelumnya, pada tahun 1987-1988, Gunung Slamet juga mengeluarkan suara dentuman. Hal ini juga terjadi pada tahun 2014 saat tingkat aktivitasnya dinaikkan ke Level III.
Sementara pada bulan Maret-Agustus 2014, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet diikuti erupsi yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah (tipe letusan strombolian).
Bahkan, suara dentuman tersebut dilaporkan terdengar hingga wilayah Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap.
Seperti diketahui, Gunung Slamet adalah gunung api aktif yang memiliki ketinggian 3.428 mdpl.
Hal ini membuat Gunung Slamet dinobatkan menjadi gunung tertinggi di Provinsi Jawa Tengah, sekaligus gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru di Jawa Timur.
Nama Slamet diambil dari bahasa Jawa yang berarti selamat, dengan harapan gunung ini tidak mengeluarkan letusan besar dan memberikan keamanan kepada masyarakat di sekitarnya.
Gunung Slamet yang dijuluki sebagai atapnya Jawa Tengah bernama Puncak Surono, dengan kawah yang sampai saat ini masih aktif.
Terkait tingkat status aktivitasnya yang dinaikkan ke Level II atau Waspada, masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada serta mengikuti arahan dan petunjuk dari PVMBG.
Masyarakat sekitar Gunung Slamet tetap dapat melakukan aktivitas seperti biasa, namun dilarang mendekati area puncak dalam radius 2 kilometer.
Sumber:
kompas.com
m.antaranews.com
m.antaranews.com
jateng.tribunnews.com
banyumas.tribunnews.com
regional.kompas.com