Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Budi Daya Magot dari Sampah Rumah Tangga di Lombok Tengah

Kompas.com - 23/10/2023, 13:47 WIB
Idham Khalid,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

Sebab, mereka harus menunggu sampah terkumpul terlebih dahulu sebelum dijual.

“Waktu itu dengan sistem bank sampah menabung sampahnya di sini agak kesulitan karena memang sistemnya mengumpulkan sampah dulu, jadi warga lebih memilih untuk menyetorkan sampah ke “panic robek” (pengepul sampah) karena langsung dibayar,” kata Yani sembari mengurus magotnya.

Baca juga: Tip Menyulap Limbah Organik Rumah Tangga Menjadi Pupuk Kompos

“Sementara untuk sampah organik kami pakai untuk membuat pupuk sampah sampai sekarang, tapi serapannya memang sedikit tidak banyak untuk mensuplay lahan yang ada di masyarakat, dan proses untuk menjadi pupuk lumayan lama dua sampai  tiga bulan,” lanjut Yani.

Menurut Yani, menyetorkan sampah non-organik ke pengepul tersebut tidak jadi persoalan asalkan kelompoknya telah teredukasi memilah sampah organik dan non organik yang selama ini menjadi persoalan lingkungan.

Beranjak dari hal tersebut, Yani mengusulkan ide melakukan usaha budi daya magot. Mereka fokus pada sampah organik yang dihasilkan limbah dapur keluarga.

Harapannya, para anggota mendapatkan penghasilan tambahan sembari menjaga lingkungan.

Mendapat bantuan dan binaan Pertamina

Melihat adanya program CSR dari Pertamina, bank sampah Al Haqiqi mengajukan proposal agar kelompok itu dibantu dengan pendampingan dan permodalam usaha magot pada 2021.

“Alhamdulillah kami direspon baik oleh Pertamina dan mendapatkan bangunan dan fasilitas untuk budi daya magot yang ada sekarang ini dengan luas lahan sekitar 20 hektare,” kata Yani.

Yani menjelaskan, selama sekitar dua tahun dari 2021 -2022, kelompoknya mendapatkan bimbingan dari pertamina untuk melakukan budi daya magot,

Pada Februari 2023, kelompok tersebut telah mandiri melakukan budi daya magot dari limbah rumah tangga.

Baca juga: Ciri-ciri Limbah Organik dan Contohnya

“Sekarang permintaan magot untuk pakan ayam, ikan itu sangat banyak, bahkan kami kewalahan memenuhi kebutuhan masyarakat untuk pakan ayam, ikan lele dan sebagainya,” kaya Yani.

Untuk bididaya magot, dia membagi klaster menjadi tiga bagian yakni baby magot, peremajaan, dan pendewasaan magot yang siap panen.

Disampaikan Yani, dari budi daya magot ini dalam seminggu dia berhasil memanen 150 kilogram magot dengan harga jual 6 sampai 7 ribu per kilogram.

“Alhamdulillah sekali panen itu kami dapat 100 sampai 150 kilo, kira-kira sekali panen seminggu itu dapet Rp 900.000, kan lumaya kalau dikalikan sebulan,” kata Yani.

Diterangkan Yani, biasanya dalam sehari anggota dapat mengumpulkan 100 kilogram sampah organik rumah tangga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibakar Cemburu, Pria di Nunukan Aniaya Istri dengan Benda Keras

Dibakar Cemburu, Pria di Nunukan Aniaya Istri dengan Benda Keras

Regional
Mantan Napi Soemarmo Bakal Maju Pilkada Semarang Lagi, Siap Buktikan Tak Terbukti Korupsi

Mantan Napi Soemarmo Bakal Maju Pilkada Semarang Lagi, Siap Buktikan Tak Terbukti Korupsi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Petir

Regional
Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Regional
[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

Regional
3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

Regional
Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com