BIMA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat ada 21.803 jiwa di 16 kelurahan yang dilanda krisis air bersih akibat musim kemarau panjang dan fenomena El Nino.
"Berdasarkan data yang terdampak kekeringan atau air bersih hingga Oktober 2023, terdapat 16 kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 21.803 jiwa," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat dan Logistik BPBD Kota Bima Najamudin kepada Kompas.com, Senin (2/10/2023).
Ia mengatakan, belasan kelurahan di wilayahnya yang dilanda kekeringan tersebar di empat kecamatan. Yakni, Kecamatan Rasanae Barat, Asakota, Raba, dan Rasanae Timur.
"Itu berdasarkan data dari kelurahan yang sudah memasukkan surat resmi ke kita. Kecamatan Rasanae Barat dan Mpunda yang paling banyak," ujarnya.
Baca juga: Mobil Damkar Terguling di Kota Bima, 2 Petugas Tewas dan 1 Terluka
Ia mengatakan, wilayah Kota Bima dalam beberapa bulan terakhir mengalami hari tanpa hujan, sehingga membuat sebagian wilayah di daerah itu mengalami kekeringan ekstrem.
Bahkan, kekeringan ini menyebabkan sumur warga mengering. Akibatnya, puluhan ribu penduduk kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
"Kondisi di puncak kemarau ini memang sedikit ekstrem. Ini kondisi iklim yang tak bisa dihindari. Akibatnya, ketersediaan air tanah sangat berkurang. Bahkan ada juga sumur-sumur warga di beberapa titik sudah kering, sehingga masyarakat mengalami kesulitan air," kata dia.
Baca juga: Slogan Kota Bima Diganti, Pj Wali Kota Fokus Jalankan 6 Program Prioritas
Menurutnya, warga sekitar wilayah terdampak mayoritas menggunakan air bawah permukaan sebagai sumber air bersih. Namun, ada juga beberapa warga yang menggunakan air dari PDAM.
Untuk mendapatkan air bersih, Najamudin mengaku, warga sempat melakukan beberapa hal. Salah satunya dengan melakukan pengeboran sumur baru hingga kedalaman 10 meter. Namun airnya tidak keluar.
"Airnya tidak ada, karena sumber air bawah tanah sudah menyusut akibat dampak kekeringan. Saat ini, masyarakat tidak punya alternatif lagi," tuturnya.
Kekeringan yang dialami warga di daerah itu kurang lebih sudah berjalan sejak beberapa bulan lalu. Dampak kekeringan juga dapat dilihat dengan menyusutnya debit air di sumur-sumur milik warga.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.